Kamis, 19 Oktober 2017

Naskah Dramatisasi Kisah Sengsara Yesus Kristus



DRAMATISASI KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS
 PPW ST. YOHANES PAULUS II
Jumat 13 April 2017 - Kapel St. Petrus Donoharjo Utara
 -Danuwidi2017-

(1)   Lagu Pembukaan  :    “MARI KITA MERENUNGKAN” (PS 480a)

PEMBERHENTIAN  I :  YESUS DIHUKUM MATI
1.        Pemimpin Doa :    Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu
2.        Umat                 :    Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

3.        Narator             :    Raja dan para Tua Tua Adat membawa Yesus untuk dihadapkan kepada Pilatus untuk diadili. Pilatus takut kehilangan simpati rakyat, maka Yesus didera. Akhirnya demi kepentingan pribadi, Pilatus menjatuhkan hukuman yang tidak adil. Namun Yesus dengan tenang, sabar dan rela menerimanya
                                      Apakah kita lebih baik dari Pilatus bila kita mengadili dengan syakwasangka? Apakah kita sering mementingkan diri dari keadilan dan kebenaran? Apakah kita masih mencintai bila dibenci?
-------- hening sejenak -------
4.        Pemimpin Doa  :    Ya Tuhan, dengan rela Kau panggul salibMu yang berat karena kelemahan kami. Berilah kami kekuatan untuk memanggul salib kami yang kecil bila dibandingkan dengan salibMu yang berat. Kasihanilah kami ………….
5.        Umat                 :    Ya Allah, ampunilah….………….

Suasana di sebuah alun-alun istana kerajaan. Terlihat Pilatus berdiri, lalu beberapa Prajurit kerajaan diikuti rakyat menyeret Yesus menghadap Pilatus.
6.        Pilatus               :    Siapakah nama orang ini, yang kalian hadapkan ke sini?
7.        Rakyat               :    (Serentak) Yesus dari Nazaret!!!
8.        Pilatus               :    Apakah tuduhanmu terhadap orang ini?
9.        Imam Kepala     :    Orang ini kami hadapkan kepada tuan karena Dia menyebut diriNya Raja!!!
10.    Pilatus               :    Menyebut diriNya Raja? Apakah betul tuduhanmu terhadap orang ini?
11.    Ahli Taurat        :    Sungguh, betul tuan! Lagi pula Dia pernah menghasut rakyat untuk melawan Kaisar!
12.    Pilatus               :    (Bertanya kepada Yesus) Benarkah Engkau Raja?
13.    Yesus                :    Engkau sendirilah yang mengatakannya….
14.    Pilatus               :    Jadi, sungguh betulkah Engkau Raja!!  (Yesus tidak menjawab) Hei...Tidakkah Engkau menjawab kata-kataku? (Yesus tetap diam).
(Menghadap rakyat)
Hei.....dengarlah kalian semua… Inilah Rajamu!!!
15.    Rakyat               :    Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Kami tidak mempunyai raja selain Kaisar!!!
16.    Pilatus               :    Jadi, setujukah kalian kalau orang ini menjadi Rajamu?
17.    Rakyat               :    Buanglah Dia! Buanglah Dia jauh-jauh!!!
18.    Pilatus               :    Apakah tidak ada tuduhan lain lagi terhadap diri orang ini?
19.    Imam Kepala     :    Orang ini pernah punya rencana untuk merubuhkan Bait Allah, Dia merusak adat-istiadat nenek moyang kami, Dia pun selalu menyebut diriNya Mesias !
20.    Pilatus               :    (Bicara ke Yesus) Tidakkah Engkau dengar begitu banyak tuduhan dari orang-orang ini terhadapMu?
                                      (Yesus tetap diam) Hei!!! Mengapa Kau diam saja!! Tidak bisakah Engkau membela diri? Apakah Engkau tidak berpikir bahwa aku juga punya kuasa untuk menghukum atau melepaskanMu?
                                      (Yesus tetap diam, lalu Pilatus bicara kepada rakyat)
                                      Ternyata aku tidak menemukan kesalahan apapun atas orang ini. Jadi, yang mana kalian mau kulepaskan, Yesus atau Barabas ?
21.    Rakyat               :    Lepaskan Barabas! (Setelah itu beberapa Prajurit masuk membawa Barabas)
22.    Pilatus               :    Kalau begitu apa yang harus kulakukan dengan Yesus Rajamu ini?
23.    Rakyat               :    Dia harus disalibkan……salibkan Dia ….. salibkanlah Dia…….
24.    Pilatus               :    Tapi, kesalahan berat manakah yang dibuatNya, sehingga kalian menyuruh aku untuk menyalibkan Dia?
25.    Rakyat               :    Ia menyebut diriNya Raja!
26.    Pilatus               :    Tapi, tuduhan kalian itu, tidak setimpal dengan hukuman mati.
27.    Rakyat               :    Salibkan Dia!……salibkan Dia!……Salibkanlah Dia!………
28.    Pilatus               :    Baik....baik....baiklah! Sekali lagi aku bertanya, siapakah yang harus aku lepaskan, Yesus atau Barabas?!
29.    Rakyat               :    Barabas!……Barabas!………Barabas!……..
30.    Imam-imam       :    Kalau tuan tidak salibkan Yesus, tuan bukan sahabat kaisar!
31.    Pilatus               :    Prajurit, lepaskanlah Barabas!
Barabas dilepaskan. Dalam kegembiraannya Barabas mendekati Yesus lalu mengoloknya.
32.    Barabas             :    Hey....Yesus!....aku bebas.....aku bebas.... (Barabas fade out, rakyat terus berteriak))
33.    Rakyat               :    Salibkan Dia!  Salibkanlah Dia! (Suasana menjadi ricuh)
34.    Pilatus               :    Tenang....tenang.......!  Sungguh, aku tidak mau mencampuri urusan darah orang benar ini. Itu urusanmu sendiri!!!
35.    Rakyat               :    Biarlah darahNya turun atas kami dan atas anak-anak kami!!!
36.    Pilatus               :    Kalau begitu, bawalah Dia pergi dan adililah sendiri menurut hukummu!
Yesus dibawa oleh para Prajurit keluar dari tempat itu menuju tempat penyiksaan

-----☼-----
PEMBERHENTIAN  II   :  YESUS MEMANGGUL SALIBNYA
Setting suasana        :   Yesus berdiri terikat diantara imam kepala, tua-tua, rakyat dan para algojo. Dia dipukul, dicambuk, dan disiksa tanpa ampun.

37.    Pemimpin Doa  :    Kami menyembah Engkau ya Tuhan…….
38.    Umat                 :    Sebab dengan salib suciMu………………

39.    Narator             :    Para Prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan meletakkannya pada kepala Yesus. Setelah diolok-olok, Yesus dibawa keluar; sebuah salib besar diletakkan di atas bahuNya. Yesus menerima beban itu dengan rela dan penuh cinta. Betapa pahit piala yang harus diminumNya.
                                      Apakah kita masih sanggup memanggul salib, bila datang kesulitan dan diejek orang? apakah kita tahan menderita bila kena sakit, atau kita mengeluh saja?
-------- hening sejenak -------
40.    Pemimpin Doa  :    Ya Tuhan, dengan rela Kau panggul salibMu yang berat karena kelemahan kami. Berilah kami kekuatan untuk memanggul salib kami yang kecil bila dibandingkan dengan salibMu yang berat. Kasihanilah kami ………….
41.    Umat                 :    Ya Allah, ampunilah….………….

Yesus berada di tempat penyiksaan dengan tangan terikat di balok kayu penyiksaan. Beberapa saat kemudian kepala prajurit datang.
42.    Kepala Prajurit  :    Prajurit! Lepaskan pakaian orang ini!
(Prajurit melepaskan pakaian Yesus, lalu mereka saling mengolok-olok dan menghajar Yesus)
43.    Prajurit I            :    Katanya Engkau ini Raja! (mengejek)
                                      Tetapi mengapa Engkau tidak melawan kami? Ayo...lawan kami! (menantang/mengejek diakhiri mencambuk)
44.    Tua-tua              :    Salam bagiMu, Hei Raja!! (berlutut di depan Yesus, tapi Yesus tetap diam).
                                      Hei.....Apakah Engkau tidak mendengar salam kami? Cuihh!! (marah dan meludahi Yesus)
45.    Prajurit II          :    Hei! Raja kok diam saja? (mencambuk)
46.    Prajurit III         :    (Datang sambil menimang mahkota duri) Wah! Sungguh bagus mahkota kerajaanMu ini, sini....biar kupakaikan di kepalaMu
(Prajurit III mengenakan mahkota duri di kepala Yesus dengan kasar. Setelah itu Yesus ditarik hingga berdiri dan menjadi objek yang dilihat banyak orang)
47.    Prajurit III         :    Lihat.....ini baru Raja namanya,,,,,,, Hahaha......
48.    Wakil rakyat     :    Salam hai Engkau Raja orang Yahudi! (meledek dan meludahi)
49.    Prajurit IV         :    Hei!! Kalau Kau benar Mesias, mengapa diam saja? (Dilanjutkan beberapa cambukan lagi di tubuh Yesus. Yesus hanya bisa meringis menahan sakit)
50.    Tua-tua              :    Katanya Engkau Anak Allah, mengapa Kau dipukuli diam saja?
51.    Prajurit IV         :    Raja kok diam saja? Ayo bicara!! (membentak lalu mencambuk)
(Kepala prajurit mendekati/ mengamati Yesus lalu berkata kepada anak buahnya)
52.    Kepala Prajurit  :    Prajurit! Kenakan lagi pakaian itu,  lalu ambilkan salibNya sekarang juga?
53.    Prajurit              :    Siap!! (beberapa Prajurit keluar mengambil salib dan membawa masuk)
Ini salibNya, sudah siap!!
54.    Kepala Prajurit :    Paksakan Dia pikul salib itu sampai di puncak Golgota!.
Para prajurit meletakkan salib di pundak Yesus lalu Dia mulai berjalan.
55.    Para Prajurit      :    Ayo jalan !! Cepat.... ayo jalan!! (Mencambuk)

Yesus  berjalan memikul Salib menuju bukit Golgota. Dalam perjalanan Dia selalu dipukuli dan disiksa oleh para Prajurit.


-----☼-----


Karena letih disiksa dan dianiaya Yesus yang berjalan dengan memanggul salib kehilangan keseimbanganNya, Yesus terhuyung dan jatuh untuk pertama kalinya.

PEMBERHENTIAN  III  :  YESUS JATUH PERTAMA KALI DI BAWAH SALIB
56.    Pemimpin Doa :    Kami menyembah Engkau…………………………………..
57.    Umat                 :    Sebab dengan salib suciMu …………………………………
58.    Narator             :    Yesus sudah lelah. RagaNya yang perkasa sudah menjadi lemah. Beban kelewat berat. Jalannya mendaki. Yesus jatuh di bawah salib yang berat ini. Tetapi Yesus tidak berhenti di situ. Karena ditopang oleh semangat yang luar biasa, Ia berusaha bangun kembali dan melanjutkan perjalananNya.
Jatuh memang merupakan pengalaman yang tidak enak, lebih-lebih bila disaksikan dan diketahui oleh banyak orang. Apakah kita rela mengakui kesalahan kita waktu jatuh? Ataukah kita menutup kesalaha kita dengan sombong? Apakah kita berani bangun kembali dengan rendah hati, atau kita kita tinggal di lantai saja karena malu?
-------- hening sejenak -------
59.    Pemimpin Doa  :   Ya Tuhan, Engkau bersabda: “Hanya memikul salib dan mengikuti Aku dapat menjadi muridKu.” Dengan rela Kau panggul salib yang berat karena kelemahan kami. Kasihanilah kami ……………………………
60.    Umat                 :    Ya Allah, ampunilah ………………………………………..

Prajurit membentak Yesus.
61.    Prajurit  I           :    Hei....Ayo bangun!  Ayo jalan  ! (sambil menarik berdiri Yesus yang jatuh)
Ketika Yesus mencoba berdiri lagi dan hendak memikul salibNya, para prajurit lain saling bergantian mencemooh, menyiksa dan mencambuki Yesus.
62.    Prajurit  II         :    Ayo...panggul yang benar!   
63.    Prajurit III         :    Hei! Manusia bodoh! Ayo cepat jalan!   
64.    Prajurit IV         :    Diperintah cepat kok malah makin pelan, Ayo! cepat jalan!

Yesus berjalan kembali sambil memanggul salib dengan menerima dihina/dicerca oleh banyak orang dan siksaan dari para prajurit secara bergantian.
    
     (02) Lagu iringan prosesi Jalan Salib :   “LAGU PERHENTIAN JALAN SALIB”


-----☼-----


Bunda Maria terlihat berdiri di tepi jalan yang akan dilalui Yesus. Ketika sudah dekat, Yesus berhenti sejenak untuk bertemu Bunda Maria.

PEMBERHENTIAN IV  :  YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA

65.    Pemimpin Doa  :    Kami menyembah Engkau…………………………………..
66.    Umat                 :    Sebab dengan Salib………………………………………….
67.    Narator             :    Maria berdiri di pinggir jalan salib yang dilewati oleh PuteraNya. Mereka saling beradu pandang. Maria melihat kesedihan PuteraNya dan turut menanggung segala penghinaan dan kesakitan bersama Dia.
Setia kepada orang yang lebih kuat dan berkuasa, itu lebih mudah daripada setia kepada teman yang namanya jelek dan dimusuhi banyak orang. Namun kesetiaan ini yang dibutuhkan seseorang untuk tetap bertahan pada cita-citanya.
-------- hening sejenak -------
68.    Pemimpin Doa  :   Ya Tuhan, berilah kami semangat seperti Bunda Maria. Berilah kami hati terbuka untuk mengerti dan menerima keadaan orang lain seperti apa adanya dan jadikan kami peka untuk menghargai perhatian dan cinta sesama kepada kami sendiri. Yesus yang lembut hati. Kasihanilah kami…
69.    Umat                   Ya Allah kasihanilah ……..


70.    Prajurit III         :    Hei kenapa berhenti? Ayo cepat jalan! (mencambuki)
Bunda Maria datang mendekati Yesus. Melihat itu prajurit menghardik Bunda Maria.
71.    Prajurit I            :    Hei, perempuan....... mau apa kau?  Mau bertemu Yesus?
72.    Prajurit III         :    Ayo, minggir kau! Jangan menghalangi jalan!
73.    Kepala Prajurit :    Sebentar....sebentar.....! Jangan-jangan itu ibuNya. Biarkan Dia berjumpa dulu dengan ibuNya sebentar!
Bunda Maria mendekati Yesus, tidak tertahan lagi tetesan air matanya. Dalam waktu begitu singkat, Bunda Maria meluapkan perasaan keibuannya pada anaknya yang sedang sengsara.

74.    Prajurit III         :    Sudah....jangan lama-lama! Ayo segera jalan!

Dengan perasaaan haru dan berat, akhirnya Bunda Maria melepas Yesus untuk melanjutkan perjalannanNya dengan disiksa para prajurit dan dicemooh orang-orang.  

-----☼-----

Karena lelah Yesus kembali berhenti di tengah jalan. Simon dari Kirene berada diantara umat.

PEMBERHENTIAN V :  YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE
75.    Pemimpin Doa  :    Kami menyembah Dikau………….
76.    Umat                 :    Sebab dengan salib suciMu ………
77.    Narator             :    Tuhan sendiri tidak sanggup lagi memanggul salibNya lebih jauh. Algojo-algojo memaksa seorang petani yang baru pulang dari ladangnya untuk membantu Yesus memanggul salibNya. Tuhan bersabda, “setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya.”
Saling membantu dan menolong adalah kata-kata yang mudah diucapkan, namun tak mudah untuk dilaksanakan. Kata Santo Paulus,  “bertolong-tolonglah menanggung bebanmu, demikian kamu menuruti hukum Kristus.” Apakah kita masih mempunyai hati untuk pengemis yang lapar, orang yang berduka, teman yang terlalu banyak beban atau kah hati sudah menjadi benteng yang tertutup? Bantuan meski kecil, sangat berarti bagi yang membutuhkannya.
-------- hening sejenak -------
78.    Pemimpin Doa :    Ya, Tuhan, kami takut terhadap salib; lembutkanlah hati kami yang keras. Tumbuhkanlah sikap saling menolong dan membantu, agar masyarakat kami semakin damai dan sejahtera menurut kehendakMu. Tuhan, Engkau menerima Simon dari Kirene sebagai pembantu untuk memanggul salib bersama Dikau. Kasihanilah kami ………
79.    Umat                 :    Ya Allah, ampunilah……………….
Prajurit membentaki Yesus.
80.    Prajurit I                 :    Hei...kenapa Engkau berhenti? Ayo jalan! (mencambuk)
81.    Prajurit II               :    Ayo! Cepat...cepat! ....Jangan berhenti!
Yesus tidak menjawab namun terlihat sangat kelelahan.
82.    Prajurit IV              :    Kenapa berhenti? BagiMu tak ada waktu untuk istirahat, tahu? Ayo jalan lagi! (cambuk).
83.    Kepala Prajurit      :    Sebentar...sepertinya Dia tak sudah berdaya lagi; Kalau kita paksa bisa-bisa Ia mati di tengah jalan. Baiknya kita suruh orang untuk bantu Dia.
Mencari-cari orang.Terlihat seseorang diantara umat (Simon), maka dipanggilah orang tersebut
84.    Kepala Prajurit      :    Hei, kamu, orang tua! Sini.!
Lalu orang yang dipanggil berjalan mendekat dengan takut-takut.
85.    Kepala Prajurit      :    Namamu siapa?
86.    Simon dari Kirene :    Sa….. saya Simon dari Kirene!
87.    Kepala Prajurit      :    Simon dari Kirene? Baik, aku perintahkan kamu, untuk memanggulkan salib orang itu! Prajurit! Bawa dia untuk memikul salib itu!
88.    Simon dari Kirene :    Ta... tapi...... (wajahnya ketakutan, tapi setelah melihat wajah Yesus, Simon rela menolong memanggulkan salibNya).
Baiklah aku bersedia menolongnya!
Selanjutnya salib dipanggul bersama oleh Yesus dan  Simon dari Kirene.

-----☼-----
Veronika berdiri di antara penonton.  Pada saat Yesus sudah dekat, Veronika menyeruak dan mencoba mendekati Yesus. Meskipun dilarang oleh para Prajurit, dia tetap berupaya mendekati Yesus. Akhirnya dia berhasil juga bertemu Yesus.

PEMBERHENTIAN VI: VERONIKA MENGUSAPI WAJAH YESUS
89.    Pemimpin Doa  :   Kami menyembah Dikau ……………….
90.    Umat                 :    Sebab dengan salib ……………………..
91.    Narator             :    Veronika melihat penderitaan Yesus dan kekerasan prajurit-prajurit. Tanpa takut dan malu ia mendekati dan mengusapi wajah Yesus yang berlumuran darah itu. Sebagai tanda terima kasihNya, Veronika mendapat gambar wajah Yesus.
Di sekitar kita, ada orang yang butuh bantuan. Karena lapar, karena sakit, karena jadi korban persaingan. Apakah kita berani menjadi pembantu atau kah kita takut diejek, dicemooh dan diasingkan? Apakah kita malu bekerja rajin karena takut dianggap menjilat.

-------- hening sejenak -------
92.    Pemimpin Doa  :    Ya Tuhan, semoga teladan Veronika membuat niat kami utuk berani membantu, dan tidak malu melawan kelaliman dan kemiskinan. Engkau bersabda, “apa yang kau perbuat bagi saudaraku yang paling hina ini, itu kau lakukan untuk Aku.”  Kasihanilah kami ……..
93.    Umat                 :    Ya Allah ampunilah……………………. ………
   
     Prajurit menghadik Veronika
94.    Prajurit II          :    Hei...siapa kau ini. Berani sekali kau mendekat!
95.    Prajurit III         :    Mau apa kau dengan orang ini.?
96.    Prajurit I            :    Dasar perempuan goblok! Apa kamu tidak tahu, siapa orang ini?!
97.    Kepala Prajurit :    Biarkan dulu…..Kita lihat saja! Kira-kira mau apa dia dengan orang ini!
Veronika tidak mengacuhkan para prajurit. Diusapinya wajah Yesus yang berlumuran darah dan keringat. Dalam kain peluh yang dipakai mengusap wajah Yesus, ternyata tercetak gambar wajah Yesus yang penuh luka.
98.    Orang-orang      :    Sudah...sudah.... kelamaaan!!

Prajurit menarik baju Veronika dan menyuruhnya menyingkir dari tempat itu. Yesus kembali melanjutkan perjalanannya.

-----☼-----


Prajurit yang tidak sabaran mendorong-dorong Yesus untuk mempercepat perjalanan. Yesus yang sudah kelelahan tidak bisa menjaga keseimbangan. Karena terus mendapat sikasaan berupa cambukan dan tendangan, Dia pun jatuh lagi untuk kedua kalinya dibawah kayu salib yang dibawa oleh Simon dari Kirene.

PEMBERHENTIAN VII      : YESUS JATUH KEDUA KALINYA
99.    Pemimpin Doa  :    Kami menyembah Engkau ………………
100.Umat                 :    Sebab dengan Salib ……………………..

101.Narator             :    Walaupun dibantu oleh Simon dari Kirene, karena beratnya beban dan sakitnya badan, Yesus jatuh untuk kedua kalinya di bawah salib. Lebih menyedihkan dari yang pertama. Namun dengan tenaga yang masih tersisah, Yesus berusaha berdiri kembali untuk menyelesaikan tugasNya.
Dengan enak kita jatuh kembali dalam kesalahan dan dosa yang sama. Tuhan tidak suka dengan orang yang puas dengan dirinya sendiri. Masih banyak  yang harus kita bereskan dalam diri kita, dalam keluarga, masyarakat dan negara kita. Masih ada banyak soal untuk mewujudkan kesejahteraan antar kita.
-------- hening sejenak -------
102.Pemimpin Doa  :    Ya Tuhan, karena kami membuat kesalahan dan dosa yang sama, maka Engkau jatuh lagi. Berilah kami semangat untuk mulai merubah diri dan mengambil langkah yang perlu untuk menghindari terjadinya kesalahan yang merugikan Dikau dan sesama. Kasihanilah kami ……….
103.Umat                 :    Ya Allah ampunilah…………………………………. ………..
    
     Prajurit menghardik Yesus
104.Prajurit I            :    Ayo, banguuun! (sambil mencambuk).
105.Prajurit III         :    Golgota masih jauh, ayo bangun!!
106.Prajurit IV         :    Anak Allah kok mudah jatuh?! Ayo! Bangun…
Salib dipanggul kembali oleh Yesus dan Simon. Dalam kelelahan para prajurit dan orang-orang terus menghujat dan mencambuki Yesus.
107.                                                              Prajurit III                :    Hei.... jalan yang bener!
108.                                                              Dan mereka terus menerus mencambuki dan meneriaki Yesus tanpa henti.
 (03) Lagu iringan jalan Salib  :   “ LAYAKKAH AKU”

-----☼-----

Yesus melanjutkan perjalanannya memikul salib. Kembali Dia berhenti untuk beristirahat sejenak. Pada saat Dia berhenti, terlihat beberapa puteri kota Sion bermaksud menghampirinya. Meskipun dihalang-halangi oleh para Prajurit, para puteri Sion bersimpuh di depan Yesus, meratapiNya dengan sedih. sambil menangis tersedu.

PEMBERHENTIAN VIII :      YESUS MENGHIBUR PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG SEDANG MENANGIS

109.Pemimpin Doa  :    Kami menyembah Engkau ………………
110.Umat                 :    Sebab dengan salib ………………………
111.Narator             :    Sejumlah perempuan meratapi Yesus yang sedang sengsara. Dari pada menangis, sebaiknya mereka mengikuti Yesus dalam jalan salib. Namun itu tidak mereka lakukan. Maka mereka ditegur oleh Yesus, “janganlah menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu.”
Tuhan menunjukkan betapa Ia lebih menghargai karya dan amal dari pada kata-kata dan air mata yang mengharukan. Lebih baik kita mengubah diri dari pada menangisi dosa-dosa kita. Tidak cukup menangis bersama orang lain; kita harus juga membuka jalan bagaimana ia dapat keluar dari kesusahannya.  
-------- hening sejenak -------
112. Pemimpin Doa :   Ya Tuhan Yesus, bebaskanlah kami dari rasa takut terhadap korban. Janganlah kami menjadi kecil hati bila melihat orang lain menderita. Bantulah kami agar dalam keadaan apa pun, kami mampu melupakan diri kami sendiri dan membantu orang lain yang sedang berkesusahan. Kasihanilah kami…………………….….
113. Umat               :    Ya Allah ampunilah…….………………
     Prajurit menghardik para perempuan yang menangis
114. Prajurit III        :    Hei...siapa kalian ini?
115. Prajurit II         :    Mengapa kalian menangis di depan orang ini?
116. Kepala Prajurit:    Biarkan mereka bertemu sebentar dengan Dia!
117. Yesus              :    Mengapa kalian tangisi Aku?
Janganlah kamu menagisi Aku, tapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu. Aku yang diibaratkan sebagai kayu hidup bisa begini, apa lagi kalian sebagai kayu kering, pasti lebih pedih dan menderita lagi.
118. Kepala Prajurit :   Sudah...cukup... sekarang usir mereka dari tempat ini.
119. Prajurit I           :    Hei....Yesus, sudah cukup istirahatmu! Ayo, cepat.... jalan! (cambuk)
120. Prajurit II         :    Iya.... ayo jalan!.....(cambuk)
Dengan kasar para prajurit mengusir wanita-wanita Sion. Kemudian mereka memaksa Yesus melanjutkan perjalanannya.
-----☼-----

Yesus sudah tidak berdaya lagi. Karena paksaan Prajurit untuk mempercepat langkah ditambah lagi dengan berbagai siksaan, akhirnya Yesus jatuh terkapar di tanah untuk ketiga kalinya

PEMBERHENTIAN IX : YESUS JATUH KETIGA KALINYA

121. Pemimpin Doa :    Kami menyembah Engkau ……………….
122. Umat               :    Sebab dengan salib …………………………

123. Narator            :    Puncak gunung Golgota sudah mulai tampak. Yesus sudah kehabisan tenaga sama sekali. Karena berat penderitaannya, Yesus jatuh  tersungkur untuk ketiga kalinya. Namun Ia tidak mau menyerah. Demi cintaNya kepada Bapa dan manusia, Ia ingin menyelesaikan tugasNya, untuk pendosa yang tidak mau bertobat, Ia menderita untuk membuka jalannya kembali kepada Bapa. Maka Ia berusaha bangun lagi dan berjalan terus.
Kita pun belum sampai pada tujuan. Bagi kita pun dapat tiba saatnya di mana kurban tampak sia-sia, di mana semangat kita padam. Namun tidak ada derita tanpa arti bagi orang yang percaya kepada Kristus.
-------- hening sejenak -------
124.Pemimpin Doa  :    Ya Tuhan, Engkau jatuh lagi di bawah salib yang berat. Namun Engkau tak menyerah melainkan bangun kembali. Kami kagum karena hasratMu untuk menyelesaikan jalan yang sia-sia ini. Maka kuatkan semangat kami bila kami putus asa dan ingin meyerah. Ampunilah kami bila patah semangat. Kasihanilah kami ……………….
125. Umat               :    Ya Allah ampunilah……………….………..

Dengan sempoyongan dan terus dipukuli Yesus melanjutkan perjalanan. Namun para prajurit terus meneriakinya.
126.Prajurit I            :    Jatuh lagi...jatuh lagi...! Sudah tidak kuat ya? Nih saya beri obat kuatnya (seraya mencambuki Yesus berulang-ulang)
127. Prajurit II         :    Katanya, Kau Raja! Raja kok lemah? Ayo bangun!. (cambuki Yesus).
128. Para tua-tua      :    Mampus Kau.... ! Mati Kau .......!
129. Orang-orang     :    Ayo jalan....! (Beberapa orang maju berupaya menghakimi sendiri dengan menendang Yesus, tapi ditahan oleh para prajurit)
130. Simon               :    (Meletakkan Salib di tanah lalu mencoba maju melerai.............)
Sudah..sudah! Mengapa kalian begitu kejam pada orang ini?
131. Prajurit             :    Ini bukan urusanmu.... ayo menyingkir saja kamu! (Simon diseret keluar)
132. Kepala Prajurit :    Prajurit, panggulkan kembali salibNya!
Yesus pun kembali bangun dan sambil sempoyongan berjalan memanggul salibnya sendirian.

-----☼-----

Sampai di tanah Golgota Yesus sudah kehabisan tenaga. Dia berhenti tertunduk lemas bersandar dibawah kayu salibNya.

PEMBERHENTIAN X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN

133. Pemimpin Doa:    Kami menyembah Engkau ……………
134. Umat               :    Sebab dengan salib……………………

135. Narator            :    Sesampai di puncak Golgota, Yesus disiapkan untuk disalibkan. Prajurit-Prajurit secara kasar sekali melancarkan penghinaan yang paling keji, menanggalkan pakaian Yesus di muka umum. Dan luka-luka bekas penderaan mulai berdarah lagi.
Apakah kita tidak menghina Tuhan, bila kita kurbankan kemurnian badan kita? Tuhan menderita karena kita tidak punya perasaan malu.

-------- hening sejenak -------
136. Pemimpin Doa :    Ya Tuhan, dalam hidupMu Engkau telah menunjukkan kepada kami betapa tinggi bagiMu nilai badan manusia. Ajarilah kami untik lebih senang berkorban dan mati raga dari pada hidup enak-enak dan menyalahgunakan badan kami dengan mencari hiburan. Kasihanilah kami………….
137. Umat               :    Ya Allah ampunilah ……………….
Yesus diseret dengan kasar. Setelah itu pakaianNya dilucuti dengan kasar dan menjadi rebutan.
138. Prajurit I           :    Lumayan.... pakaian ini untuk aku saja!
139. Prajurit III        :    Tidak bisa....aku yang melepasnya, jadi pakaian itu untuk aku saja!
140. Prajurit II         :    Sudah...sudah! Dari pada kita rebutan pakaian ini, bagaimana kalau kita potong-potong menjadi empat bagian untuk kita masing-masing.
141. Kepala Prajurit  Jangan! Sebaiknya kita undi saja, biar satu orang yang mendapatnya. Ayo, segera undi! (lalu mereka membuat undian)
142. Prajurit III        :    Horeee...Aku menang! (lalu mengambil jubah Yesus).

-----☼-----


Salib yang dibawa Yesus disiapkan untuk penyaliban. Setelah dilucuti pakaianNya, Yesus dipaksa berbaring terlentang di atas salib itu lalu dipaku tangan dan kakiNya (diikat).

PEMBERHENTIAN XI: YESUS DISALIBKAN
143.Pemimpin Doa :    Kami menyembah Dikau ……………………
144. Umat               :    Sebab dengan salib …..……………………..

145. Narator            :    Tibalah saatnya yang paling ngeri: para algojo mencampakkan Yesus ke tanah, menembusi tangan dan kakiNya kemudian memakuNya pada palang penghinaan. Setelah itu mereka menegakkan salib itu. Tanpa mengeluh Yesus mendoakan mereka: “Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”
Kita pun sering terikat pada manusia, pada suatu tugas yang tidak enak, maka kita lari dari padaNya. Namun menjadi pengikut berarti ikut dipaku pada salib. Sanggupkah kita menyelesaikan tugas kita?
-------- hening sejenak -------
146. Pemimpin Doa :    Tuhan, menjadi pengikutMu tidak mungkin hanya setengah-setengah. Engkau ingin memberi kekuatan kepada kami untuik menanggung segala yang tidak enak, untuk mengikuti Engka secara konsekuen. Tuhan kami lemah. Kasihanilah kami……………………
147.Umat                 :    Ya Allah ampunilah……………….

Setting suasana        :    Kesibukan algojo mempersiapkan penyaliban Yesus sampai dengan Yesus disalib dan diberdirikan. Suasana dibangun dengan suara pukulan palu yang bergantian. Sesekali teriakan menahan sakit karena penyiksaan. Prosesi ini diiringi dengan lagu “Via Dolorosa”
                                      Diusahakan ketika lagu selesai dinyanyikan adalah ketika salib Yesus pas berdiri.

(4) Lagu Iringan     :    “ VIA DOLOROSA”
    


-----☼-----



Setelah dipaku, salib ditegakkan sehingga Yesus tampak bergantung di atas salib dan diolok-olok oleh semua orang yang datang. Di kiri dan kanan Yesus sudah terlebih dahulu ada dua orang penjahat yang disalib.

PEMBERHENTIAN XII      : YESUS MATI DI SALIB

148. Pemimpin Doa :    Kami menyembah Dikau ……………….
149. Umat               :    Sebab dengan salib….………………….
150. Narator            :    Tiga jam lamanya Yesus bergulat dengan maut.  Tiga jam penuh sengsara, sendirian.  Sampai-sampai Ia merasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya, sehingga Ia berteriak dengan suara nyaring : “Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Daku?”  Namun Ia tetap taat kepada Bapa sampai wafat dengan berkata, “Ya Bapa, kedalam tangan-Mu Ku-serahkan nyawa-Ku.”
Ketaatan Tuhan Yesus inilah yang mendatangkan penebusan dosa bagi manusia.  Berkurban itu memang pahit, bila ditanya “mengapa”?,  namun membahagiakan bila dilaksanakan dengan ikhlas. Kurban Kristus adalah jaminannya.  Percayakah kita bahwa jalan salib apa pun bagi kita menjadi jalan bahagia?  Percayakah kita bahwa kurban mana pun membawa berkat bagi kita?  Itu semua berkat salib Kristus
-------- hening sejenak -------
151. Pemimpin Doa   : Tuhan Yesus, demi keselamatan kami dari dosa dan maut, Engkau rela menderita dan wafat di kayu salib. Ampunilah kami, orang-orang yang lemah dan rapuh ini, ya Yesus, karena sering kali kami membuat orang lain menjadi sesangsara dan menderita. Kasihanilah kami .....................
152. Umat                  : Ya Allah ampunilah……………….


     Orang-orang meneriaki Yesus.
153. Imam kepala    :    Hei! Katanya mau merobohkan Bait Allah dan mendirikannya kembali dalam waktu tiga hari. Mana?! Selamatkan diri saja tidak bisa!  
154. Para Tua-tua     :    Kalau Kau Anak Allah, ayo! Turunlah dari salib, biar kami percaya!
155. Prajurit I           :    Hei, Yesus! Beginikah nasibMu sebagai Raja? Kasihannn,,,,,,! (ejekan)
156. Imam Kepala  :    Orang lain Dia selamatkan, tapi menyelamatkan diriNya saja tidak bisa!
157. Kepala Prajurit :   Hei, Yesus! Kalau betul Kau Anak Allah, ayo! Turunlah dari salib!!!
158. Prajurit III        :    Wah, betul! Rupanya Dia mau turun
Yesus bergerak-gerak lalu berkata:
159.Yesus                :    Ya, Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat…….
160.Kosmas (penyamun sebelah kiri Yesus):      Hei Yesus! Kalau betul Kau Anak Allah, selamatkan diriMu dan kami!
161. Dismas (penyamun sebelah kanan Yesus): Sobat, jangan berkata demikian; tidak takutkah engkau kalau Tuhan mendengarnya?
Kita sepatutnya dihukum setimpal kesalahan kita; tetapi orang ini dihukum dengan tidak bersalah. Yesus….ingatlah aku bila engkau datang lagi….
162.Yesus                :    (Memandang ke kanan dan berkata perlahan) Sesungguhnya hari ini juga, engkau akan tinggal bersama Aku di dalam Firdaus………

     (5) Lagu Iringan     :    SALIB KAYU AGUNG”

Bunda Maria dan Yohanes berjalan masuk mendatangi tempat itu. Mereka berjalan menuju Salib Yesus. Sesampai di bawah salib, Bunda Maria tersujud di kaki Yesus.
Beberapa prajurit menarik Bunda Maria dan Yohanes agar menjauh dari Salib Yesus. Tapi beberapa langkah kemudian, Maria dan Yohanes berbalik badan lalu memandang wajah Yesus. Yesus pun memandang  wajah Bundanya dan Yohanes bergantian.
      Yesus                      :    Ibu, inilah anakmu........ (Yohanes)
Inilah ibumu......... (Bunda Maria)

(5)   Lagu selingan:      “MATI DEMI AKU”

Prajurit mencucukan kain yang dibasahi menggunakan tombak untuk memberikan minum kepada Yesus. Setelah lagu selesai dinyanyikan, suasana gempa Bumi. Semua orang pontang panting karena ketakutan.
163. Prajurit IV        :    Hei, mengapa langit tiba-tiba gelap?
Semua orang bingung hingga tiba-tiba suara petir menggelegar, mereka baru sadar ada gempa.
164. Prajurit II         :    Ada Gempa...... ya ini gempa....! (lari kesana kemari....)
165. Orang 1            :    Lihat itu ....(menunjuk ke luar) ....Ba...Bait Allah terbelah!!
Kepala pasukan, prajurit-prajurit dan orang-orang menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi. Setelah reda kepala prajurit berlutut di depan Yesus.
166. Kepala Prajurit:    Sungguh benar, Dia ini Anak Allah! Sungguh, orang ini adalah orang benar!
Mendengar pernyataan kepala prajurit tersebut, seluruh orang-orang termasauk anak buahnya menjadi sadar bahwa selama ini mereka terhasut oleh perkataan orang.
Orang- orang            :    Apa? Dia orang benar?
Orang 1                    :    Jadi selama ini aku salah menilai Dia? Ya ampun...betapa bodohnya aku...! Bodoh...bodoh...bodoh! Aku memang bodoh...! (fade out)
Orang 2                    :    Mengapa aku begitu mudah percaya untuk menyalahkan orang ?
Orang 3                    :    Mengapa selama ini mataku buta, mengapa telingaku tuli dan hatiku mati? Mengapaaaaa.........?

Sesudah mereka menyadari kesalahan, satu persatu pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri >>(fade out)

-----☼-----


PEMBERHENTIAN XIII: JENASAH YESUS DITURUNKAN  
167. Pemimpin Doa :    Kami menyembah Dikau……………………….
168. Umat               :    Sebab dengan salib …………………………….
169. Narator            :    Yesus telah wafat. Sementara itu hari mulai malam. Yusuf dari Arimatea meminta untuk menurunkan jenasah Yesus. Pilatus meluluskan permintaan itu, Bunda Maria menerima Yesus dalam pangkuanNya. Betapa sedih hatinya, memandang Putera tunggalnya  telah meninggal.
Tidakkah kita juga merasa sedih atas dosa yang kita perbuat?
Bunda Maria, kami kagum melihat sikapmu.  Sikap cinta tanpa pamrih, setia dan percaya kepada Allah.  Doakanlah kami agar kami mampu meneladan cintamu, bukan hanya dalam kata-kata hampa, tetapi nyata dalam hidup dan perbuatan kami, karena iman tanpa perbuatan adalah mati.
------- hening sejenak -------
170. Pemimpin Doa :    Ya Bunda Maria, kami kagum melihat sikapmu; sikap cinta tanpa pamrih, setia karena  percaya kepada Allah. Doakanlah kami agar kami mampu meneladan cintamu. Bukan hanya dalam kata-kata hampa, tetapi nyata dalm kehidupan dan perbuatan kami. Bunda yang berduka cita, melalui Yesus puteramu kami berseru. Kasihanilah kami ……...........
171. Umat               :    Ya Allah ampunilah kami ………………………………………..
     Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus datang menghadap Kepala Prajurit
172.Yusuf dari Arimatea   : Tuan, ijinkan kami untuk menurunkan menurunkan mereka dan menguburkannya!
173. Kepala Prajurit          : Ya! Silakan turunkan dan kuburkan mereka sebagaiman layaknya seorang manusia.
Prajurit....bantu mereka menurunkannya!

Diiringi lagu “Bunda Yang Berduka” Yusuf dari Arimatea dan beberapa orang yang ada di situ menurunkan mayat Yesus dan dua orang disalib di kiri dan kanan Yesus.

     (6) Lagu Selingan   : “BUNDA YANG BERDUKA”

-----☼-----
Mayat Yesus diserahkan ke pangkuan Bunda Maria dan ditutupi dengan kain kafan……..

PEMBERHENTIAN XIV: JENASAH YESUS DIMAKAMKAN
174. Pemimpin Doa :    Kami menyembah Dikau …………………………………
175. Umat               :    Sebab dengan salib ………………………………………
176. Narator            :    Bait Allah dirobohkan dan Dia akan mendirikan dalam tempo tiga hari. Inilah janji Kristus. Maka untuk memberi kekuatan kepada kita umatNya akan kegelapan maut yang akan kita alami, Yesus rela untuk tinggal tiga hari di dalamnya. Tapi maut tidak kuat menahan Tuhan lagi dan tiga hari kemudian Bait Allah didirikan kembali. Yang dimaksudkan adalah tubuhNya sendiri bangkit dari maut.
 “Kalau biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, ia tinggal sendirian!  Namun bila ia mati, ia berbuah banyak.”  Bagi kita yang mengimani Yesus, maut tidak boleh menakutkan; bila kita mengikuti Yesus pada jalan salib hidup kita, maka Ia akan menyediakan pula bagi kita hari Paskah yang cerah.
------- hening sejenak -------
177.Pemimpin Doa :    Tuhan, Engkau sendiri juga ingin merasakan kegelapan makam seperti nasib kami. Kuatkanlah kami yang mengalami kebangkitan, agar berharap meskipun masih gelap, percaya kepada Dikau yang sudah bangkit meskipun kami masih di jalan salib. Dikaulah raja dan penebus kami. Kasihanilah kami…….
178. Umat               :    Ya Allah ampunilah ………………..          
     Yesus dibawa ke makam untuk dikuburkan. Semua mengikuti di belakang hingga panggung kosong.

(7) Lagu Penutup.................  

179. Narator           :        Tuhan Yesus, semoga niat-niat yang telah kami bangun, selalu kami hidupi dalam kesetiaan dan mengamalkannya demi terciptanya kesejahteraan hidup bersama sebagai saudara dan saudari.
Semoga niat tobat kami tidak berhenti di tengah jalan, tapi teguhkan kami untuk senantiasa bangkit kembali dan akhirnya sampai pada tujuan yang sejati.
Semoga melalui peristiwa jalan salib ini, kami semakin dikuatkan dalam iman Mu. Terlebih dalam situasi kehidupan kami yang masih harus menjalankan ‘jalan salib’ kami masing-masing. Semoga rahmat-Mu selalu melimpah dalam diri kami semua, sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami, sepanjang segala masa.
Kemuliaan........
Terpujilah .........
+ Dalam nama Bapa – dan Putera – dan Roh Kudus. Amin