DRAMATISASI KISAH SENGSARA YESUS
KRISTUS
PPW ST. YOHANES PAULUS II
Jumat 13 April 2017 - Kapel St. Petrus
Donoharjo Utara
-Danuwidi2017-
(1)
Lagu Pembukaan : “MARI
KITA MERENUNGKAN” (PS 480a)
PEMBERHENTIAN
I : YESUS DIHUKUM MATI
|
1.
Pemimpin Doa :
Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan
bersyukur kepadaMu
2.
Umat
: Sebab
dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia
3.
Narator
: Raja
dan para Tua Tua Adat membawa Yesus untuk dihadapkan kepada Pilatus untuk
diadili. Pilatus takut kehilangan simpati rakyat, maka Yesus didera. Akhirnya
demi kepentingan pribadi, Pilatus menjatuhkan hukuman yang tidak adil. Namun
Yesus dengan tenang, sabar dan rela menerimanya
Apakah
kita lebih baik dari Pilatus bila kita mengadili dengan syakwasangka? Apakah kita sering mementingkan diri dari
keadilan dan kebenaran? Apakah kita masih mencintai bila dibenci?
-------- hening sejenak -------
4.
Pemimpin Doa : Ya Tuhan, dengan rela Kau panggul salibMu yang berat karena
kelemahan kami. Berilah kami kekuatan untuk memanggul salib kami yang kecil
bila dibandingkan dengan salibMu yang berat. Kasihanilah kami ………….
5.
Umat
: Ya
Allah, ampunilah….………….
Suasana di sebuah alun-alun istana kerajaan.
Terlihat Pilatus berdiri, lalu beberapa Prajurit kerajaan diikuti rakyat
menyeret Yesus
menghadap Pilatus.
6.
Pilatus
: Siapakah
nama orang ini, yang kalian hadapkan ke sini?
7.
Rakyat
: (Serentak)
Yesus dari Nazaret!!!
8.
Pilatus
: Apakah
tuduhanmu terhadap orang ini?
9.
Imam
Kepala : Orang ini kami hadapkan kepada tuan karena Dia menyebut diriNya
Raja!!!
10. Pilatus
: Menyebut
diriNya Raja? Apakah betul tuduhanmu terhadap orang ini?
11. Ahli Taurat : Sungguh, betul tuan! Lagi pula Dia pernah menghasut
rakyat untuk melawan Kaisar!
12. Pilatus
: (Bertanya
kepada Yesus) Benarkah
Engkau Raja?
13. Yesus
: Engkau
sendirilah yang mengatakannya….
14. Pilatus
: Jadi,
sungguh betulkah Engkau Raja!! (Yesus tidak
menjawab) Hei...Tidakkah Engkau menjawab kata-kataku? (Yesus tetap diam).
(Menghadap rakyat)
Hei.....dengarlah kalian semua… Inilah
Rajamu!!!
15. Rakyat
: Enyahkan
Dia! Enyahkan Dia! Kami tidak mempunyai raja selain Kaisar!!!
16. Pilatus
: Jadi,
setujukah kalian kalau orang ini menjadi Rajamu?
17. Rakyat
: Buanglah
Dia! Buanglah Dia jauh-jauh!!!
18. Pilatus
: Apakah
tidak ada tuduhan lain lagi terhadap diri orang ini?
19. Imam Kepala : Orang ini pernah punya
rencana untuk merubuhkan Bait Allah, Dia merusak adat-istiadat nenek moyang
kami, Dia pun selalu menyebut diriNya Mesias !
20. Pilatus
: (Bicara ke Yesus) Tidakkah Engkau dengar begitu banyak
tuduhan dari orang-orang ini terhadapMu?
(Yesus
tetap diam) Hei!!! Mengapa Kau diam saja!! Tidak
bisakah Engkau membela diri? Apakah Engkau tidak berpikir
bahwa aku juga punya kuasa untuk menghukum atau
melepaskanMu?
(Yesus tetap diam, lalu Pilatus bicara kepada rakyat)
Ternyata aku tidak menemukan kesalahan apapun atas orang ini. Jadi, yang mana kalian mau
kulepaskan, Yesus atau Barabas ?
21. Rakyat
: Lepaskan
Barabas! (Setelah itu beberapa Prajurit masuk membawa Barabas)
22. Pilatus
: Kalau
begitu apa yang harus kulakukan dengan Yesus Rajamu ini?
23. Rakyat
: Dia
harus disalibkan……salibkan Dia ….. salibkanlah Dia…….
24. Pilatus
: Tapi,
kesalahan berat manakah yang dibuatNya, sehingga kalian menyuruh aku untuk
menyalibkan Dia?
25. Rakyat
: Ia menyebut diriNya Raja!
26. Pilatus
: Tapi,
tuduhan kalian itu, tidak setimpal dengan hukuman mati.
27. Rakyat
: Salibkan
Dia!……salibkan Dia!……Salibkanlah Dia!………
28. Pilatus
: Baik....baik....baiklah! Sekali lagi
aku bertanya, siapakah yang
harus aku lepaskan, Yesus atau Barabas?!
29. Rakyat
: Barabas!……Barabas!………Barabas!……..
30. Imam-imam : Kalau tuan tidak
salibkan Yesus, tuan bukan sahabat kaisar!
31. Pilatus : Prajurit, lepaskanlah Barabas!
Barabas dilepaskan. Dalam kegembiraannya Barabas mendekati Yesus lalu
mengoloknya.
32. Barabas : Hey....Yesus!....aku bebas.....aku bebas....
(Barabas fade out, rakyat terus
berteriak))
33. Rakyat
: Salibkan
Dia! Salibkanlah
Dia! (Suasana menjadi ricuh)
34. Pilatus
: Tenang....tenang.......! Sungguh,
aku tidak mau mencampuri urusan darah orang benar
ini. Itu urusanmu sendiri!!!
35. Rakyat
: Biarlah
darahNya turun atas kami dan atas anak-anak kami!!!
36. Pilatus
: Kalau
begitu, bawalah Dia pergi dan adililah sendiri menurut hukummu!
Yesus dibawa oleh para Prajurit keluar dari tempat itu menuju tempat
penyiksaan
-----☼-----
PEMBERHENTIAN
II : YESUS MEMANGGUL SALIBNYA
|
Setting suasana :
Yesus berdiri terikat diantara
imam kepala, tua-tua, rakyat dan para algojo. Dia dipukul, dicambuk, dan disiksa tanpa ampun.
37. Pemimpin Doa : Kami menyembah Engkau ya Tuhan…….
38. Umat
: Sebab
dengan salib suciMu………………
39. Narator : Para Prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan meletakkannya
pada kepala Yesus. Setelah diolok-olok, Yesus dibawa keluar; sebuah salib besar
diletakkan di atas bahuNya. Yesus menerima beban itu dengan rela dan penuh
cinta. Betapa pahit piala yang harus diminumNya.
Apakah
kita masih sanggup memanggul salib, bila datang kesulitan dan diejek orang?
apakah kita tahan menderita bila kena sakit, atau kita mengeluh saja?
-------- hening sejenak -------
40. Pemimpin Doa : Ya Tuhan, dengan rela Kau panggul salibMu yang berat karena
kelemahan kami. Berilah kami kekuatan untuk memanggul salib kami yang kecil
bila dibandingkan dengan salibMu yang berat. Kasihanilah kami ………….
41. Umat
: Ya
Allah, ampunilah….………….
Yesus berada di tempat penyiksaan dengan tangan terikat di balok kayu
penyiksaan. Beberapa saat kemudian kepala prajurit datang.
42. Kepala Prajurit : Prajurit! Lepaskan
pakaian orang ini!
(Prajurit melepaskan pakaian Yesus, lalu mereka saling mengolok-olok dan menghajar Yesus)
43. Prajurit
I :
Katanya Engkau ini Raja! (mengejek)
Tetapi
mengapa Engkau tidak melawan kami? Ayo...lawan kami! (menantang/mengejek
diakhiri mencambuk)
44. Tua-tua
: Salam
bagiMu, Hei Raja!! (berlutut di depan Yesus, tapi Yesus tetap diam).
Hei.....Apakah
Engkau tidak mendengar salam kami? Cuihh!! (marah dan meludahi Yesus)
45. Prajurit
II :
Hei! Raja kok diam saja?
(mencambuk)
46. Prajurit III
: (Datang sambil menimang
mahkota duri) Wah!
Sungguh bagus mahkota kerajaanMu ini, sini....biar
kupakaikan di kepalaMu
(Prajurit III mengenakan
mahkota duri di kepala Yesus dengan kasar. Setelah itu Yesus ditarik hingga
berdiri dan menjadi objek yang dilihat banyak orang)
47. Prajurit III : Lihat.....ini baru
Raja namanya,,,,,,, Hahaha......
48. Wakil rakyat : Salam
hai Engkau Raja orang Yahudi! (meledek dan meludahi)
49. Prajurit IV : Hei!!
Kalau Kau benar Mesias, mengapa diam
saja? (Dilanjutkan beberapa cambukan lagi
di tubuh Yesus. Yesus hanya bisa meringis menahan sakit)
50. Tua-tua
: Katanya
Engkau Anak Allah, mengapa Kau dipukuli
diam saja?
51. Prajurit IV : Raja
kok diam saja? Ayo bicara!! (membentak lalu
mencambuk)
(Kepala
prajurit mendekati/ mengamati Yesus
lalu berkata kepada anak buahnya)
52. Kepala Prajurit : Prajurit! Kenakan lagi
pakaian itu, lalu ambilkan salibNya sekarang juga?
53. Prajurit
: Siap!! (beberapa Prajurit keluar mengambil salib dan membawa
masuk)
Ini
salibNya, sudah siap!!
54. Kepala Prajurit : Paksakan
Dia pikul salib itu sampai di puncak Golgota!.
Para prajurit meletakkan salib di
pundak Yesus lalu Dia mulai berjalan.
55. Para Prajurit : Ayo
jalan !! Cepat.... ayo jalan!! (Mencambuk)
Yesus berjalan memikul Salib menuju bukit Golgota.
Dalam perjalanan Dia selalu dipukuli dan disiksa oleh para
Prajurit.
-----☼-----
Karena letih
disiksa dan dianiaya Yesus yang berjalan dengan memanggul salib kehilangan keseimbanganNya, Yesus terhuyung dan jatuh untuk pertama
kalinya.
PEMBERHENTIAN
III : YESUS JATUH PERTAMA KALI DI BAWAH
SALIB
|
56. Pemimpin Doa : Kami menyembah Engkau…………………………………..
57. Umat
: Sebab
dengan salib suciMu …………………………………
58. Narator : Yesus
sudah lelah. RagaNya yang perkasa sudah menjadi lemah. Beban kelewat berat.
Jalannya mendaki. Yesus jatuh di bawah salib yang berat ini. Tetapi Yesus tidak
berhenti di situ. Karena ditopang oleh semangat yang luar biasa, Ia berusaha
bangun kembali dan melanjutkan perjalananNya.
Jatuh
memang merupakan pengalaman yang tidak enak, lebih-lebih bila disaksikan dan
diketahui oleh banyak orang. Apakah kita rela mengakui kesalahan kita waktu
jatuh? Ataukah kita menutup kesalaha kita dengan sombong? Apakah kita berani
bangun kembali dengan rendah hati, atau kita kita tinggal di lantai saja karena
malu?
-------- hening sejenak -------
59. Pemimpin Doa : Ya Tuhan, Engkau bersabda: “Hanya memikul
salib dan mengikuti Aku dapat menjadi muridKu.” Dengan rela Kau panggul salib yang berat karena
kelemahan kami. Kasihanilah kami ……………………………
60. Umat
: Ya
Allah, ampunilah ………………………………………..
Prajurit
membentak Yesus.
61. Prajurit
I :
Hei....Ayo bangun! Ayo
jalan !
(sambil menarik berdiri
Yesus yang jatuh)
Ketika Yesus mencoba berdiri lagi dan hendak memikul salibNya, para
prajurit lain saling bergantian mencemooh, menyiksa dan mencambuki Yesus.
62. Prajurit
II : Ayo...panggul yang benar!
63. Prajurit III
: Hei!
Manusia bodoh! Ayo cepat jalan!
64. Prajurit IV : Diperintah cepat kok malah makin pelan,
Ayo! cepat
jalan!
Yesus berjalan kembali sambil memanggul salib dengan menerima
dihina/dicerca oleh banyak orang dan siksaan dari para prajurit
secara bergantian.
(02)
Lagu iringan prosesi Jalan Salib : “LAGU
PERHENTIAN JALAN SALIB”
-----☼-----
Bunda Maria terlihat berdiri di tepi jalan yang akan dilalui Yesus. Ketika sudah dekat, Yesus berhenti sejenak untuk bertemu Bunda Maria.
PEMBERHENTIAN IV :
YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA
|
65. Pemimpin Doa : Kami menyembah Engkau…………………………………..
66. Umat : Sebab
dengan Salib………………………………………….
67. Narator : Maria
berdiri di pinggir jalan salib yang dilewati oleh PuteraNya. Mereka saling beradu pandang.
Maria melihat kesedihan PuteraNya dan turut menanggung segala penghinaan dan
kesakitan bersama Dia.
Setia
kepada orang yang lebih kuat dan berkuasa, itu lebih mudah daripada setia
kepada teman yang namanya jelek dan dimusuhi banyak orang. Namun kesetiaan
ini yang dibutuhkan seseorang untuk tetap bertahan pada cita-citanya.
-------- hening sejenak -------
68. Pemimpin Doa : Ya
Tuhan, berilah kami semangat seperti Bunda Maria. Berilah kami hati terbuka untuk mengerti
dan menerima keadaan orang lain seperti apa adanya dan jadikan kami peka untuk
menghargai perhatian dan cinta sesama kepada kami sendiri. Yesus yang lembut
hati. Kasihanilah kami…
69. Umat : Ya
Allah kasihanilah ……..
70. Prajurit III
: Hei kenapa berhenti? Ayo cepat jalan! (mencambuki)
Bunda Maria datang mendekati Yesus. Melihat itu
prajurit menghardik Bunda Maria.
71. Prajurit
I :
Hei, perempuan....... mau apa kau?
Mau bertemu Yesus?
72. Prajurit III : Ayo, minggir kau! Jangan menghalangi jalan!
73. Kepala Prajurit : Sebentar....sebentar.....! Jangan-jangan itu ibuNya. Biarkan Dia berjumpa dulu dengan
ibuNya sebentar!
Bunda Maria mendekati Yesus, tidak tertahan lagi tetesan air matanya. Dalam
waktu begitu singkat, Bunda Maria meluapkan perasaan keibuannya pada anaknya
yang sedang sengsara.
74. Prajurit III : Sudah....jangan lama-lama! Ayo segera jalan!
Dengan
perasaaan haru dan berat, akhirnya Bunda Maria melepas Yesus untuk melanjutkan
perjalannanNya dengan disiksa para prajurit dan dicemooh orang-orang.
-----☼-----
Karena lelah Yesus kembali berhenti di
tengah jalan. Simon dari Kirene berada diantara umat.
PEMBERHENTIAN V : YESUS
DITOLONG SIMON DARI KIRENE
|
75. Pemimpin Doa : Kami
menyembah Dikau………….
76. Umat
: Sebab
dengan salib suciMu ………
77. Narator : Tuhan
sendiri tidak sanggup lagi memanggul salibNya lebih jauh. Algojo-algojo memaksa
seorang petani yang baru pulang dari ladangnya untuk membantu Yesus memanggul
salibNya. Tuhan bersabda, “setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus
menyangkal dirinya.”
Saling
membantu dan menolong adalah kata-kata yang mudah diucapkan, namun tak mudah
untuk dilaksanakan. Kata Santo Paulus,
“bertolong-tolonglah menanggung bebanmu, demikian kamu menuruti hukum Kristus.”
Apakah kita masih mempunyai hati untuk pengemis yang lapar, orang yang berduka,
teman yang terlalu banyak beban atau kah hati sudah menjadi benteng yang
tertutup? Bantuan meski kecil, sangat berarti bagi yang membutuhkannya.
-------- hening sejenak -------
78. Pemimpin Doa : Ya, Tuhan,
kami takut terhadap salib; lembutkanlah hati kami yang keras. Tumbuhkanlah
sikap saling menolong dan membantu, agar masyarakat kami semakin damai dan
sejahtera menurut kehendakMu. Tuhan, Engkau menerima Simon dari Kirene sebagai
pembantu untuk memanggul salib bersama Dikau. Kasihanilah kami ………
79. Umat : Ya
Allah, ampunilah……………….
Prajurit membentaki
Yesus.
80. Prajurit I : Hei...kenapa Engkau berhenti? Ayo
jalan! (mencambuk)
81. Prajurit
II :
Ayo!
Cepat...cepat! ....Jangan berhenti!
Yesus tidak menjawab namun terlihat sangat kelelahan.
82. Prajurit IV : Kenapa berhenti? BagiMu tak ada waktu untuk istirahat, tahu?
Ayo jalan lagi! (cambuk).
83. Kepala Prajurit : Sebentar...sepertinya Dia tak sudah berdaya lagi; Kalau kita paksa bisa-bisa Ia mati di tengah jalan. Baiknya
kita suruh orang untuk bantu Dia.
Mencari-cari orang.Terlihat seseorang diantara
umat (Simon), maka dipanggilah orang tersebut
84. Kepala Prajurit : Hei,
kamu, orang tua! Sini.!
Lalu orang yang
dipanggil berjalan mendekat dengan takut-takut.
85. Kepala Prajurit : Namamu siapa?
86. Simon dari Kirene : Sa….. saya
Simon dari Kirene!
87. Kepala Prajurit : Simon
dari Kirene? Baik, aku
perintahkan kamu, untuk memanggulkan salib orang itu! Prajurit! Bawa dia untuk memikul salib itu!
88. Simon dari Kirene : Ta... tapi...... (wajahnya ketakutan, tapi setelah melihat wajah Yesus, Simon rela
menolong memanggulkan salibNya).
Baiklah aku bersedia menolongnya!
Selanjutnya
salib dipanggul bersama oleh Yesus dan
Simon dari Kirene.
-----☼-----
Veronika berdiri di antara penonton. Pada
saat Yesus sudah dekat, Veronika menyeruak dan mencoba mendekati Yesus.
Meskipun dilarang oleh para Prajurit, dia tetap berupaya mendekati Yesus. Akhirnya dia berhasil juga bertemu Yesus.
PEMBERHENTIAN
VI: VERONIKA MENGUSAPI WAJAH YESUS
|
89. Pemimpin Doa : Kami
menyembah Dikau ……………….
90. Umat
: Sebab
dengan salib ……………………..
91. Narator : Veronika
melihat penderitaan Yesus dan kekerasan prajurit-prajurit. Tanpa takut dan malu ia mendekati dan mengusapi
wajah Yesus yang berlumuran darah itu. Sebagai tanda terima kasihNya, Veronika
mendapat gambar wajah Yesus.
Di
sekitar kita, ada orang yang butuh bantuan. Karena lapar, karena sakit, karena
jadi korban persaingan. Apakah kita berani menjadi pembantu atau kah kita takut
diejek, dicemooh dan diasingkan? Apakah kita malu bekerja rajin karena takut
dianggap menjilat.
-------- hening sejenak -------
92. Pemimpin Doa : Ya Tuhan, semoga teladan Veronika membuat
niat kami utuk berani membantu, dan tidak malu melawan kelaliman dan
kemiskinan. Engkau bersabda, “apa yang kau perbuat bagi saudaraku yang paling
hina ini, itu kau lakukan untuk Aku.” Kasihanilah kami ……..
93. Umat
: Ya
Allah ampunilah……………………. ………
Prajurit menghadik Veronika
94. Prajurit
II :
Hei...siapa
kau ini. Berani sekali kau mendekat!
95. Prajurit III
: Mau
apa kau dengan orang ini.?
96. Prajurit
I :
Dasar perempuan
goblok! Apa kamu tidak
tahu, siapa orang ini?!
97. Kepala Prajurit : Biarkan dulu…..Kita
lihat saja! Kira-kira mau apa dia dengan orang ini!
Veronika tidak
mengacuhkan para prajurit. Diusapinya wajah Yesus
yang berlumuran darah dan keringat. Dalam kain
peluh yang dipakai mengusap wajah Yesus, ternyata
tercetak gambar wajah Yesus yang penuh luka.
98. Orang-orang :
Sudah...sudah.... kelamaaan!!
Prajurit menarik baju Veronika dan menyuruhnya menyingkir dari tempat itu. Yesus
kembali melanjutkan perjalanannya.
-----☼-----
Prajurit yang
tidak sabaran mendorong-dorong Yesus untuk mempercepat perjalanan. Yesus yang
sudah kelelahan tidak bisa menjaga keseimbangan. Karena terus mendapat sikasaan
berupa cambukan dan tendangan, Dia pun jatuh lagi untuk kedua kalinya dibawah kayu salib yang dibawa oleh
Simon dari Kirene.
PEMBERHENTIAN
VII : YESUS JATUH KEDUA KALINYA
|
99. Pemimpin Doa : Kami menyembah Engkau ………………
100.Umat
: Sebab
dengan Salib ……………………..
101.Narator : Walaupun
dibantu oleh Simon dari Kirene, karena beratnya beban dan sakitnya badan, Yesus
jatuh untuk kedua kalinya di bawah salib. Lebih menyedihkan dari yang pertama.
Namun dengan tenaga yang masih tersisah, Yesus berusaha berdiri kembali untuk
menyelesaikan tugasNya.
Dengan
enak kita jatuh kembali dalam kesalahan dan dosa yang sama. Tuhan tidak suka
dengan orang yang puas dengan dirinya sendiri. Masih banyak yang harus
kita bereskan dalam diri kita, dalam keluarga, masyarakat dan negara kita.
Masih ada banyak soal untuk mewujudkan kesejahteraan antar kita.
-------- hening sejenak -------
102.Pemimpin Doa : Ya Tuhan, karena kami membuat kesalahan dan
dosa yang sama, maka Engkau jatuh lagi. Berilah kami semangat untuk mulai
merubah diri dan mengambil langkah yang perlu untuk menghindari terjadinya
kesalahan yang merugikan Dikau dan sesama. Kasihanilah kami ……….
103.Umat
: Ya
Allah ampunilah…………………………………. ………..
Prajurit menghardik Yesus
104.Prajurit
I :
Ayo, banguuun!
(sambil mencambuk).
105.Prajurit III
: Golgota
masih jauh, ayo bangun!!
106.Prajurit IV :
Anak Allah kok mudah jatuh?! Ayo! Bangun…
Salib dipanggul kembali oleh Yesus dan Simon. Dalam kelelahan para prajurit dan
orang-orang terus menghujat dan mencambuki Yesus.
107.
Prajurit
III : Hei.... jalan yang bener!
108.
Dan mereka terus menerus mencambuki dan
meneriaki Yesus tanpa henti.
(03) Lagu
iringan jalan Salib : “ LAYAKKAH AKU”
-----☼-----
Yesus
melanjutkan perjalanannya memikul salib. Kembali Dia berhenti untuk beristirahat
sejenak. Pada saat Dia berhenti, terlihat beberapa puteri kota Sion bermaksud
menghampirinya. Meskipun dihalang-halangi oleh para Prajurit,
para
puteri Sion bersimpuh di
depan Yesus, meratapiNya dengan sedih. sambil menangis tersedu.
PEMBERHENTIAN
VIII : YESUS MENGHIBUR
PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG SEDANG MENANGIS
|
109.Pemimpin Doa : Kami menyembah Engkau ………………
110.Umat
: Sebab
dengan salib ………………………
111.Narator : Sejumlah
perempuan meratapi Yesus yang sedang sengsara. Dari pada menangis, sebaiknya
mereka mengikuti Yesus dalam jalan salib. Namun itu tidak mereka lakukan. Maka
mereka ditegur oleh Yesus, “janganlah menangisi
Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu.”
Tuhan
menunjukkan betapa Ia lebih menghargai karya dan amal dari pada kata-kata dan
air mata yang mengharukan. Lebih baik kita mengubah diri dari pada menangisi
dosa-dosa kita. Tidak cukup menangis bersama orang lain; kita harus juga
membuka jalan bagaimana ia dapat keluar dari kesusahannya.
-------- hening sejenak -------
112. Pemimpin Doa : Ya
Tuhan Yesus, bebaskanlah kami dari rasa takut terhadap korban. Janganlah kami
menjadi kecil hati bila melihat orang lain menderita. Bantulah kami agar dalam
keadaan apa pun, kami mampu melupakan diri kami sendiri dan membantu orang lain
yang sedang berkesusahan. Kasihanilah kami…………………….….
113. Umat
: Ya
Allah ampunilah…….………………
Prajurit menghardik para
perempuan yang menangis
114. Prajurit III
: Hei...siapa kalian ini?
115. Prajurit
II :
Mengapa kalian menangis di depan orang ini?
116. Kepala Prajurit: Biarkan mereka bertemu sebentar dengan Dia!
117. Yesus
: Mengapa kalian tangisi Aku?
Janganlah kamu menagisi Aku, tapi tangisilah dirimu dan
anak-anakmu. Aku yang diibaratkan sebagai kayu hidup bisa begini, apa lagi
kalian sebagai kayu kering, pasti lebih pedih dan menderita lagi.
118. Kepala Prajurit : Sudah...cukup... sekarang usir mereka dari tempat ini.
119. Prajurit I : Hei....Yesus,
sudah cukup istirahatmu! Ayo,
cepat.... jalan! (cambuk)
120. Prajurit II : Iya.... ayo
jalan!.....(cambuk)
Dengan kasar para prajurit mengusir wanita-wanita Sion. Kemudian mereka
memaksa Yesus melanjutkan perjalanannya.
-----☼-----
Yesus
sudah tidak berdaya lagi. Karena paksaan
Prajurit untuk mempercepat langkah ditambah lagi dengan berbagai siksaan, akhirnya Yesus jatuh terkapar di
tanah untuk ketiga kalinya
PEMBERHENTIAN IX : YESUS JATUH
KETIGA KALINYA
|
121. Pemimpin Doa : Kami menyembah Engkau ……………….
122. Umat
: Sebab
dengan salib …………………………
123. Narator : Puncak
gunung Golgota sudah mulai tampak. Yesus sudah kehabisan tenaga sama sekali.
Karena berat penderitaannya, Yesus jatuh tersungkur untuk ketiga kalinya.
Namun Ia tidak mau menyerah. Demi cintaNya kepada Bapa dan manusia, Ia ingin
menyelesaikan tugasNya, untuk pendosa yang tidak mau bertobat, Ia menderita
untuk membuka jalannya kembali kepada Bapa. Maka Ia berusaha bangun lagi dan
berjalan terus.
Kita
pun belum sampai pada tujuan. Bagi kita pun dapat tiba saatnya di mana kurban
tampak sia-sia, di mana semangat kita padam. Namun tidak ada derita tanpa arti
bagi orang yang percaya kepada Kristus.
-------- hening sejenak -------
124.Pemimpin Doa : Ya Tuhan, Engkau jatuh lagi di bawah salib
yang berat. Namun Engkau tak menyerah melainkan bangun kembali. Kami kagum
karena hasratMu untuk menyelesaikan jalan yang sia-sia ini. Maka kuatkan
semangat kami bila kami putus asa dan ingin meyerah. Ampunilah kami bila patah
semangat. Kasihanilah kami ……………….
125. Umat
: Ya
Allah ampunilah……………….………..
Dengan sempoyongan dan terus dipukuli Yesus melanjutkan perjalanan. Namun
para prajurit terus meneriakinya.
126.Prajurit
I :
Jatuh lagi...jatuh lagi...! Sudah tidak kuat ya? Nih saya
beri obat kuatnya (seraya mencambuki Yesus berulang-ulang)
127. Prajurit
II :
Katanya, Kau Raja! Raja kok lemah?
Ayo bangun!. (cambuki Yesus).
128. Para tua-tua : Mampus
Kau.... ! Mati Kau .......!
129. Orang-orang : Ayo jalan....! (Beberapa orang maju berupaya menghakimi
sendiri dengan menendang Yesus, tapi ditahan oleh para prajurit)
130. Simon : (Meletakkan
Salib di tanah lalu mencoba maju melerai.............)
Sudah..sudah! Mengapa
kalian begitu kejam pada orang ini?
131. Prajurit : Ini bukan
urusanmu.... ayo menyingkir saja kamu! (Simon
diseret keluar)
132. Kepala Prajurit : Prajurit, panggulkan
kembali salibNya!
Yesus pun kembali bangun dan sambil sempoyongan berjalan memanggul salibnya
sendirian.
-----☼-----
Sampai di tanah Golgota Yesus sudah
kehabisan tenaga. Dia berhenti tertunduk lemas bersandar dibawah kayu salibNya.
PEMBERHENTIAN
X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN
|
133. Pemimpin Doa: Kami menyembah
Engkau ……………
134. Umat
: Sebab
dengan salib……………………
135. Narator : Sesampai
di puncak Golgota, Yesus disiapkan untuk disalibkan. Prajurit-Prajurit secara
kasar sekali melancarkan penghinaan yang paling keji, menanggalkan pakaian
Yesus di muka umum. Dan luka-luka bekas penderaan mulai berdarah lagi.
Apakah
kita tidak menghina Tuhan, bila kita kurbankan kemurnian badan kita? Tuhan
menderita karena kita tidak punya perasaan malu.
-------- hening sejenak -------
136. Pemimpin Doa : Ya
Tuhan, dalam hidupMu Engkau telah menunjukkan kepada kami betapa tinggi bagiMu
nilai badan manusia. Ajarilah kami untik lebih senang berkorban dan mati raga
dari pada hidup enak-enak dan menyalahgunakan badan kami dengan mencari
hiburan. Kasihanilah kami………….
137. Umat
: Ya
Allah ampunilah ……………….
Yesus diseret dengan kasar. Setelah itu pakaianNya dilucuti dengan
kasar dan menjadi rebutan.
138. Prajurit I : Lumayan....
pakaian ini untuk aku saja!
139. Prajurit III : Tidak bisa....aku yang
melepasnya, jadi pakaian itu untuk aku saja!
140. Prajurit
II :
Sudah...sudah! Dari
pada kita rebutan pakaian ini, bagaimana kalau
kita potong-potong menjadi empat bagian untuk kita masing-masing.
141. Kepala Prajurit : Jangan! Sebaiknya kita undi saja,
biar satu orang yang mendapatnya. Ayo, segera undi! (lalu mereka
membuat undian)
142. Prajurit III
: Horeee...Aku menang! (lalu mengambil
jubah Yesus).
-----☼-----
Salib yang
dibawa Yesus disiapkan untuk penyaliban. Setelah dilucuti pakaianNya, Yesus
dipaksa berbaring terlentang di atas salib itu
lalu dipaku tangan dan kakiNya (diikat).
PEMBERHENTIAN
XI: YESUS DISALIBKAN
|
143.Pemimpin Doa : Kami menyembah Dikau ……………………
144. Umat
: Sebab
dengan salib …..……………………..
145. Narator : Tibalah
saatnya yang paling ngeri: para algojo mencampakkan Yesus ke tanah, menembusi
tangan dan kakiNya kemudian memakuNya pada palang penghinaan. Setelah itu
mereka menegakkan salib itu. Tanpa mengeluh Yesus mendoakan mereka: “Ya Bapa,
ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”
Kita
pun sering terikat pada manusia, pada suatu tugas yang tidak enak, maka kita
lari dari padaNya. Namun menjadi pengikut berarti ikut dipaku pada salib.
Sanggupkah kita menyelesaikan tugas kita?
-------- hening sejenak -------
146. Pemimpin Doa : Tuhan,
menjadi pengikutMu tidak mungkin hanya setengah-setengah. Engkau ingin memberi
kekuatan kepada kami untuik menanggung segala yang tidak enak, untuk mengikuti
Engka secara konsekuen. Tuhan kami lemah. Kasihanilah kami……………………
147.Umat
: Ya
Allah ampunilah……………….
Setting suasana : Kesibukan algojo mempersiapkan penyaliban
Yesus sampai dengan Yesus disalib dan diberdirikan. Suasana dibangun dengan
suara pukulan palu yang bergantian. Sesekali teriakan menahan sakit karena
penyiksaan. Prosesi ini diiringi dengan lagu “Via Dolorosa”
Diusahakan
ketika lagu selesai dinyanyikan adalah ketika salib Yesus pas berdiri.
(4) Lagu
Iringan : “ VIA DOLOROSA”
-----☼-----
Setelah dipaku, salib ditegakkan sehingga Yesus tampak
bergantung di atas salib dan diolok-olok oleh semua orang yang datang. Di kiri dan kanan
Yesus sudah terlebih dahulu ada dua orang penjahat yang disalib.
PEMBERHENTIAN
XII : YESUS MATI DI SALIB
|
148. Pemimpin Doa : Kami
menyembah Dikau ……………….
149. Umat
: Sebab
dengan salib….………………….
150. Narator : Tiga jam lamanya Yesus bergulat
dengan maut. Tiga jam penuh sengsara,
sendirian. Sampai-sampai Ia merasa
ditinggalkan oleh Bapa-Nya, sehingga Ia berteriak dengan suara nyaring :
“Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Daku?” Namun Ia tetap taat kepada Bapa sampai wafat
dengan berkata, “Ya Bapa, kedalam tangan-Mu Ku-serahkan nyawa-Ku.”
Ketaatan
Tuhan Yesus inilah yang mendatangkan penebusan dosa bagi manusia. Berkurban itu memang pahit, bila ditanya
“mengapa”?, namun membahagiakan bila
dilaksanakan dengan ikhlas. Kurban Kristus adalah jaminannya. Percayakah kita bahwa jalan salib apa pun
bagi kita menjadi jalan bahagia?
Percayakah kita bahwa kurban mana pun membawa berkat bagi kita? Itu semua berkat salib Kristus
-------- hening sejenak -------
151. Pemimpin Doa : Tuhan Yesus, demi
keselamatan kami dari dosa dan maut, Engkau rela menderita dan wafat di kayu
salib. Ampunilah kami, orang-orang yang lemah dan rapuh ini, ya Yesus, karena
sering kali kami membuat orang lain menjadi sesangsara dan menderita.
Kasihanilah kami .....................
152. Umat : Ya Allah ampunilah……………….
Orang-orang
meneriaki Yesus.
153. Imam kepala : Hei! Katanya mau
merobohkan Bait Allah dan mendirikannya kembali dalam waktu tiga hari. Mana?! Selamatkan diri saja tidak bisa!
154. Para Tua-tua : Kalau
Kau Anak Allah, ayo! Turunlah dari salib, biar kami percaya!
155. Prajurit
I :
Hei, Yesus! Beginikah nasibMu sebagai Raja? Kasihannn,,,,,,!
(ejekan)
156. Imam Kepala : Orang
lain Dia selamatkan, tapi menyelamatkan diriNya saja tidak bisa!
157. Kepala Prajurit : Hei, Yesus! Kalau betul Kau Anak Allah, ayo!
Turunlah dari salib!!!
158. Prajurit III
: Wah,
betul! Rupanya Dia mau turun
Yesus bergerak-gerak
lalu berkata:
159.Yesus
: Ya,
Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat…….
160.Kosmas (penyamun sebelah kiri
Yesus): Hei Yesus! Kalau betul Kau
Anak Allah, selamatkan diriMu dan kami!
161. Dismas (penyamun sebelah kanan
Yesus): Sobat, jangan berkata demikian;
tidak takutkah engkau kalau Tuhan mendengarnya?
Kita
sepatutnya dihukum setimpal kesalahan kita; tetapi orang ini dihukum dengan
tidak bersalah. Yesus….ingatlah aku bila engkau datang lagi….
162.Yesus
: (Memandang
ke kanan dan berkata perlahan) Sesungguhnya hari ini juga, engkau akan
tinggal bersama Aku di dalam Firdaus………
(5) Lagu Iringan : SALIB
KAYU AGUNG”
Bunda Maria dan Yohanes berjalan masuk mendatangi
tempat itu. Mereka berjalan menuju Salib Yesus. Sesampai di bawah salib, Bunda
Maria tersujud di kaki Yesus.
Beberapa prajurit menarik Bunda Maria
dan Yohanes agar menjauh dari Salib Yesus. Tapi beberapa langkah kemudian,
Maria dan Yohanes berbalik badan lalu memandang wajah Yesus. Yesus pun
memandang wajah Bundanya dan Yohanes
bergantian.
Yesus
: Ibu, inilah anakmu........
(Yohanes)
Inilah
ibumu......... (Bunda Maria)
(5) Lagu selingan: “MATI DEMI AKU”
Prajurit mencucukan kain yang dibasahi menggunakan tombak untuk memberikan
minum kepada Yesus. Setelah lagu selesai dinyanyikan, suasana gempa Bumi. Semua
orang pontang panting karena ketakutan.
163. Prajurit IV : Hei, mengapa langit tiba-tiba gelap?
Semua orang bingung hingga tiba-tiba suara petir menggelegar, mereka baru sadar
ada gempa.
164. Prajurit
II :
Ada Gempa...... ya ini gempa....! (lari kesana kemari....)
165. Orang 1 : Lihat itu ....(menunjuk ke luar) ....Ba...Bait Allah
terbelah!!
Kepala pasukan,
prajurit-prajurit dan orang-orang menjadi
sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi. Setelah reda kepala prajurit berlutut di depan Yesus.
166. Kepala Prajurit: Sungguh
benar, Dia ini Anak Allah!
Sungguh, orang ini adalah orang benar!
Mendengar pernyataan kepala prajurit tersebut, seluruh orang-orang
termasauk anak buahnya menjadi sadar bahwa selama ini mereka terhasut oleh
perkataan orang.
Orang- orang : Apa?
Dia orang benar?
Orang 1 : Jadi selama ini aku salah menilai Dia? Ya
ampun...betapa bodohnya aku...! Bodoh...bodoh...bodoh! Aku memang bodoh...! (fade out)
Orang 2 : Mengapa aku begitu mudah percaya untuk
menyalahkan orang ?
Orang 3 :
Mengapa selama ini mataku buta, mengapa
telingaku tuli dan hatiku mati? Mengapaaaaa.........?
Sesudah mereka menyadari kesalahan,
satu persatu pulanglah
mereka sambil memukul-mukul diri >>(fade out)
-----☼-----
PEMBERHENTIAN XIII: JENASAH YESUS DITURUNKAN
|
167. Pemimpin Doa : Kami
menyembah Dikau……………………….
168. Umat
: Sebab
dengan salib …………………………….
169. Narator : Yesus telah
wafat. Sementara itu hari mulai malam. Yusuf dari Arimatea meminta untuk
menurunkan jenasah Yesus. Pilatus meluluskan permintaan itu, Bunda Maria
menerima Yesus dalam pangkuanNya. Betapa sedih hatinya, memandang Putera
tunggalnya telah meninggal.
Tidakkah kita juga merasa sedih atas dosa yang kita perbuat?
Bunda Maria, kami kagum melihat sikapmu.
Sikap cinta tanpa pamrih, setia dan percaya kepada Allah. Doakanlah kami agar kami mampu meneladan
cintamu, bukan hanya dalam kata-kata hampa, tetapi nyata dalam hidup dan
perbuatan kami, karena iman tanpa perbuatan adalah mati.
------- hening sejenak -------
170. Pemimpin Doa : Ya
Bunda Maria, kami kagum melihat sikapmu; sikap cinta tanpa pamrih, setia
karena percaya kepada Allah. Doakanlah kami agar kami mampu meneladan
cintamu. Bukan hanya dalam kata-kata hampa, tetapi nyata dalm kehidupan dan
perbuatan kami. Bunda yang berduka cita, melalui Yesus puteramu kami berseru.
Kasihanilah kami ……...........
171. Umat
: Ya
Allah ampunilah kami ………………………………………..
Yusuf
dari Arimatea dan Nikodemus datang menghadap Kepala
Prajurit
172.Yusuf dari Arimatea : Tuan, ijinkan kami untuk menurunkan menurunkan mereka dan menguburkannya!
173. Kepala Prajurit : Ya! Silakan turunkan dan kuburkan
mereka sebagaiman layaknya seorang manusia.
Prajurit....bantu mereka menurunkannya!
Diiringi lagu “Bunda Yang Berduka” Yusuf dari Arimatea dan beberapa
orang yang ada di situ menurunkan mayat Yesus dan dua orang disalib di kiri dan
kanan Yesus.
(6)
Lagu Selingan : “BUNDA YANG BERDUKA”
-----☼-----
Mayat Yesus diserahkan ke pangkuan Bunda Maria dan ditutupi dengan kain kafan……..
PEMBERHENTIAN
XIV: JENASAH YESUS
DIMAKAMKAN
|
174. Pemimpin Doa : Kami menyembah Dikau …………………………………
175. Umat
: Sebab
dengan salib ………………………………………
176. Narator : Bait
Allah dirobohkan dan Dia akan mendirikan dalam tempo tiga hari. Inilah janji
Kristus. Maka untuk memberi kekuatan kepada kita umatNya akan kegelapan maut
yang akan kita alami, Yesus rela untuk tinggal tiga hari di dalamnya. Tapi maut
tidak kuat menahan Tuhan lagi dan tiga hari kemudian Bait Allah didirikan
kembali. Yang dimaksudkan adalah tubuhNya sendiri bangkit dari maut.
“Kalau biji gandum tidak jatuh ke tanah dan
mati, ia tinggal sendirian! Namun bila
ia mati, ia berbuah banyak.” Bagi kita yang mengimani Yesus, maut tidak boleh menakutkan; bila
kita mengikuti Yesus pada jalan salib hidup kita, maka Ia akan menyediakan pula
bagi kita hari Paskah yang cerah.
------- hening sejenak -------
177.Pemimpin Doa : Tuhan,
Engkau sendiri juga ingin merasakan kegelapan makam seperti nasib kami.
Kuatkanlah kami yang mengalami kebangkitan, agar berharap meskipun masih gelap,
percaya kepada Dikau yang sudah bangkit meskipun kami masih di jalan salib.
Dikaulah raja dan penebus kami. Kasihanilah kami…….
178. Umat
: Ya
Allah ampunilah
………………..
Yesus dibawa ke makam untuk dikuburkan. Semua mengikuti di
belakang hingga panggung kosong.
(7) Lagu
Penutup.................
179. Narator :
Tuhan Yesus, semoga niat-niat yang telah kami bangun, selalu
kami hidupi dalam kesetiaan dan mengamalkannya demi terciptanya kesejahteraan hidup bersama sebagai saudara dan saudari.
Semoga niat tobat kami tidak berhenti
di tengah jalan, tapi teguhkan kami untuk senantiasa bangkit kembali dan
akhirnya sampai pada tujuan yang sejati.
Semoga melalui peristiwa jalan salib ini, kami semakin dikuatkan dalam iman
Mu. Terlebih dalam situasi kehidupan kami yang masih harus menjalankan ‘jalan
salib’ kami masing-masing. Semoga
rahmat-Mu selalu melimpah dalam diri kami semua,
sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami, sepanjang segala masa.
Kemuliaan........
Terpujilah .........
+ Dalam nama Bapa – dan Putera – dan Roh Kudus. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar