Rabu, 27 April 2016

Tablo



MUKJIZAT BERBAGI
Naskah: Danuwidi

PENTAS TABLO PIA “ELANG KECIL”
WILAYAH ST. YOHANES – BREKISAN – PAROKI MLATI

Inspirasi Kitab Suci
Yesus memberi makan lima ribu orang. (Yoh. 6:1-15)

Kata Kunci
MUKJIZAT & BERBAGI
           
Konteks isi cerita dalam kehidupan:
Berbagi adalah ajaran Yesus bagi umat manusia. Dengan berbagi, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak egois, tidak serakah, dan senantiasa bersyukur pada Tuhan.
Bagaikan gelas yang selalu dikosongkan, mukjizat akan selalu diberikan jika Tuhan melihat ada ‘sisi kosong’ dalam hidup kita yang terjadi karena isinya dibagikan pada sesamanya. Jika gelas terlihat ‘penuh’ maka seakan tiada tempat lagi untuk mukjizat ditempatkan. Berbagi adalah salah satu cara untuk ‘mengosongkan’ diri kita untuk tempat mukjizat yang kita nanti.
Kita tidak bisa membuat mukjizat, tapi kita bisa berbuat sesuatu sehingga mukjizat itu bisa dirasakan oleh mereka yang membutuhkannya. Berani memulai berbagi merupakan langkah benar sebagai tindakan berbuat.

Sinopsis
            Pak Joni penjual susu merasa tidak suka dengan Pak Marto penjual tempe karena dia merasa tersaingi dalam berjualan, hingga pada puncaknya mereka berkelahi karena rebutan tempat jualan. Pada saat mereka berkelahi, tiba-tiba terjadi gempa yang meluluhlantakkan tempat mereka jualan.
            Banyak orang sedih karena gempa telah menghancurkan harta benda yang mereka punya, termasuk disini adalah Pak Joni dan Pak Marto serta seluruh pedagang di pasar. Mereka banyak kehilangan dan persediaan makanan pun semakin menipis sedangkan bantuan belum datang. Pada mulanya mereka enggan berbagi karena takut persediaan makannya habis dan tidak ada lagi yang bisa mereka makan. Akibatnya, mereka hanya bisa memakan apa yang mereka punya seadanya.
            Agnes adalah anak Pak Joni. Dia memiliki gagasan untuk memberikan sebagian makanan miliknya untuk membantu warga korban bencana lainnya. Pada mulanya gagasan ini ditentang, namun akhirnya pak Joni membolehkan. Ketika Agnes berbagi makanan, ternyata dia mendapat sambutan yang baik. Pak Marto pun juga ikut berbagi, demikian warga lainnya juga ikut berbagi hingga akhirnya banyak makanan yang terkumpul di tangan Agnes dan bisa dibagikan ke yang lain lagi.
            Selanjutnya Agnes mempunyai gagasan membuat dapur umum untuk menyuplai makanan seluruh warga korban bencana dengan bahan sumbangan dari para warga seadanya. Gagasan ini disambut baik dan selanjutnya ternyata makanan yang mereka masak justru berlebihan dan bisa dibagi ke warga lainnya.



                                                                                             
bksn2012
MUKJIZAT BERBAGI
BKSN2012

Seting panggung     :  Lingkungan pasar  (seting penempatan properti sebelum dimulai)

01. Narator            : Romo / Suster / Bapak-Ibu / Teman-teman dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan.
                                    Selamat pagi ..... Berkah Dalem......
                                    Dalam kehidupan ini, egoisme yang tinggi sering membuat orang tidak mau berbagi. Banyak hal dinikmati hanya untuk kesenangan diri sendiri. Bahkan kita sering lupa diri bahwa berkat yang kita terima dari Tuhan harusnya kita bagi dan jangan sampai berhenti. ....
                                    Inilah  sebuah kisah yang menggambarkan kekuatan mukjizat bila kita mau berbagi.  Ditampilkan dalam sebuah tablo oleh PIA “ELANG KECIL” dari Wilayah St. Yohanes Brekisan. .....MUKJIZAT BERBAGI......!

Adegan 1
Musik pembuka      :  lagu “Dondong Opo Salak”

Dondong opo salak, dhuku cilik-cilik
Gendhong opo mundhak, ojo thithik-thithik
Dondong opo salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong opo mbecak, mlaku thimik-thimik
Adhi nderek ibu tindak menyang pasar
Ora pareng rewel ora pareng nakal
Mengko ibu mesthi mundhut oleh-oleh
Gedhang karo roti, Adhi diparingi
Suasana pasar yang ramai. Beberapa pedagang menggelar lapak dagangannya. Kemudian satu persatu mereka membuka lapak/ menjajakan dagangan kepada calon pembeli. Terlihat beberapa (figuran) pembeli berjalan dan beli sesuatu.  Figuran mengisi kekosongan dengan aktivitas layaknya di pasar.
Musik berhenti setelah Pak Marto masuk dan duduk menjajakan di sebelah kiri.

Musik                       : lagu “Susu Murni” (kode : klakson sepeda pak Joni)
Pak Joni masuk membawa dagangan susunya... dan berhenti di sebelah kanan.
02. Pak Joni             :  Selamat siang bapak –ibu saudara....., selamat bertemu lagi dengan saya... Joni, penjual susu nomor satu sa’ Mlati.....     Ok.  Anda ingin sehat? Minum saja susu asli berkualitas tinggi. Ayo silahkan pilih.....silahkan beli...... Mau pilih yang mana?.....mau pilih susu...
03. Pak Marto         :  Yang gedhe ada..... yang kecil juga ada..... monggo-monggo... lihat dulu boleh, ngicipi juga boleh. Ini adalah tempe buatan saya.  Tempe Pak Marto namanya.......
                                    Rasanya uenak.... gurih.... dan mak nyuss.
                                    Ooo..ya... ini ada  tempe rasa baru yaitu tempe rasa........
04. Pak Joni             :  Susu kuda liar.....ya....susu ini didatangkan langsung dari Sumbawa. Susu ini bisa mengobati macam-macam penyakit.  
                                    (jeda untuk mengambil susu yang lain...)
                                    Nah kalau susu yang ini paling cocok diminum anak-anak, biar gemuk kayak saya ini lho...... (sambil memamerkan badannya yang gemuk).
                                    Oh ya ...susu saya ini macam-macam rasanya lho...ada rasa coklat, ada pula rasa...
05. Pak Marto         :  Bacem.....! ueeenak lho..! Ini tempe bacem kualitas tinggi.  Rasanya..... top markotop.....!
                                    (jeda untuk mengambil tempe yang lain...)
                                    Nha...., yang tidak suka tempe bacem, ini ada tempe keripik yang gurih dan renyah. Ada pula tempe gembus yang dibuat dari.......
06. Pak Joni             :  Susu sapi pilihan..... itulah bahan dasar susu ini. Jadi jangan ragu lagi, silahkan beli.....susu cap...
07. Pak Marto         :  Tempe benguk....., pokoke beli tempe ini, bonus lombok 5 biji.
Pak Joni marah (menyingsingkan lengan baju) lalu mendatangi pak Marto.
08. Pak Joni             : Hey....kamu ini ganggu jualan saya.... Mosok susu kok rasa  bacem..... sudah.... kamu pindah sana. Disini tempatku jualan....
09. Pak Marto         : Tidak bisa..! kamu yang ganggu saya.... mosok tempe kok dibuat dari susu sapi..... Sudah... ini tempat saya... kamu yang pindah....!
Akhirnya mereka berkelahi (dorong-dorongan) dan baru berhenti pada saat dilerai/dipisah pedagang lainnya.
10. Pedagang 1       : (dengan gaya jagoan) Stop....berhenti..... kok  pada  berkelahi  sih ?..... (lalu balik badan) Ayo lanjutkan.....!
Pak Joni dan Pak Marto akan berkelahi lagi, tiba-tiba ada pedagang lain yang menengahinya....
11. Pedagang 2       :  Ee... e.......e......... berhenti...!  Jangan berkelahi..... !
                                    (Marah pada pedagang 1) Kamu ini gimana to? Orang berkelahi kok disuruh lanjutkan.....!
                                    (Marah pada pak Joni dan pak Marto)
                                    Kalian ini juga kurang kerjaan, harusnya kalian ini tahu kalau berkelahi itu tidak baik, kalau tidak percaya ayo kita tanya pada mereka .......       (maksudnya penonton)
                                    Bapak...ibu....berkelahi itu baik apa tidak ?
                                    (kalau jawaban kurang keras bisa diulang pertanyaannya)
                                    Nah, betulkan? Berkelahi itu tidak baik......itu menjauhkan rejeki namanya.....
Tiba tiba ada suara bergemuruh (suara perkusi-musik)
                                    Sbentar ... sbentar.....apa ini.....? Hah?!....GEMPA......GEMPA.....GEMPA....!
Musik semakin menegang, suasana gaduh dan panik, para padagang berlarian kesana-kemari (improvisasi kepanikan suasana gempa) lalu satu persatu para pemain masuk kedalam......
ADEGAN 2.

Musik /lagu          :  “Untuk Kita Renungkan” (Ebiet G Ade)

Suasana pasca gempa. Setting tempat masih berantakan.
Satu per satu pemain keluar dengan kostum/make up  korban bencana. Dramatisasi keadaan dengan suasana orang-orang yang kesakitan,  jalan sempoyongan, dll.
Setting:
Keluarga Pak Joni (Pak & Bu Joni dan Agnes anaknya) di panggung kanan,
Keluarga Pak Marto (Pak & Bu Marto dan seorang anak kecil) dipanggung kiri.
Figuran menyesuaikan komposisi / blocking panggung.

12. Narator            : Gempa telah meluluhlantakan semua harta. Banyak penduduk belum bisa makan karena bantuan belum datang. Mereka yang punya persediaan makanan tidak mau berbagi dengan yang lainnya. Mereka takut, kalau makanannya dibagi, maka nanti tidak ada lagi makanan yang bisa mereka makan.
Dialog keluarga pak Joni:
13. Pak Joni             :  (Nelangsa) Nasib..nasib....! karena  gempa, hancur sudah semuanya..... Mau makan saja susah,  nunggu bantuan...eee ... kok belum ada yang datang?
14. Bu Joni              :  Pakne...pakne...., sudah keadaan sulit begini....kok bisanya grenengan saja..... 
15. Pak Joni             :  Lalu kalau gak boleh grenengan, maksudmu aku harus bilang .....”WOW” gitu?
16. Bu Joni              :  Ya ndak begitu to pak...... Kita ini harusnya bersyukur, lihat....dagangan susu kita masih bisa diselamatkan.
17. Agnes                :  Pak, bagaimana kalau susu dan roti ini kita berikan pada keluarga pak Marto dan keluarga yang lain, kasihan dia.....seluruh rumahnya hancur berantakan dan sampai sekarang belum ada yang memberi bantuan makanan.
18. Pak Joni             :  (Kaget dan marah) Maksudmu si Marto Tempe itu? Gak bisa......! dia itu kan pesaingku kalau jualan di pasar. Lagian  kalau persediaan habis, nanti  mau makan apa kita?
19. Bu Joni              :  Wah...pakne...pakne, sama-sama kena musibah kok masih dendam saja. Mbok sudah jenengan itu baikan saja sama Pak Marto. Lagi pula benar kata Agnes anak kita, pak. Mereka kan lebih menderita dari pada kita. Harusnya kita bisa membantu mereka!.
20. Pak Joni             :  (jalan mondar-mandir sambil pikir-pikir)
                                    Ok...setelah aku pikir-pikir, kayaknya benar juga kata kalian. Kalau begitu mari kita kumpulkan makanan yang masih layak untuk kita bagikan pada mereka yang membutuhkan...!

Selanjutnya Pak Joni, Bu Joni dan Agnes menyiapkan bahan makanan yang akan diberikan ke pak Marto dan yang lain.

Dialog keluarga pak Marto:
21. Pak Marto         :  Ahhh.....Gek kapan bantuan datang....?!. Beras sudah habis, mau beli gak ada yang jual.  Jadi terpaksalah.... dari kemarin makan tempe terus...... sampai badanku jadi kurus hitam kayak gini .!
22. Bu Marto           :  Pak, anak kita susunya habis. Dia tidak mau minum kalau tidak pakai susu.
23. Pak Marto         : Bu...bu...., habis gempa kayak gini siapa yang jual susu? Mbok mikir gitu lho!
Tiba-tiba Agnes dan Bpk/Ibu Joni datang membawa beberapa susu/makanan.
24. Agnes                :  Pak Marto, ini ada susu dan sedikit roti untuk keluarga bapak, mudah-mudahan berguna bagi keluarga bapak, khususnya anak bapak yang masih kecil ini....!
25. Pak Marto         :  Trimakasih ya nak.  (lalu memalingkan wajah ke Bu Marto)
                                    Bune....sini sebentar..., ini benar-benar mukjizat to bu?
26.Bu Marto            :  Benar pak, ini mukjizat...! (lalu menyerahkan bungkusan pada Agnes)  Oh ya nak...ini ada sedikit makanan juga dari kami. Mudah-mudahan juga bisa berguna untuk yang lain.
27. Agnes                : Wow.....Terimakasih kembali. Sekalian saya pamit untuk membagi ke yang lain ya Pak - Bu?
28. Pak Joni             :  (mendatangi pak Marto) Sekalian juga saya minta maaf atas kesalahan saya kemarin ya.....
29. Pak Marto         :  Ya...sama-sama....saya juga minta maaf......

Akhirnya Pak Joni dan Pak Marto saling bersalaman dan  memaafkan.

Musik : Instrumen “Berbagi”
Agnes kemudian membagi-bagikan untuk yang lain. Sama seperti pak Marto, yang lain pun juga ikut memberikan sebagian makanan miliknya kepada Agnes.
Saat  Agnes berkeliling (gak usah buru-buru), Narator bicara:

30. Narator            : Demikianlah, karena Agnes mau memulai berbagi, yang lain pun juga ikut berbagi. Hingga akhirnya justru banyak makanan yang menumpuk di tangan Agnes.
Musik pelan untuk melatarbelakangi Agnes berbicara.
31. Agnes                :  (bergumam) Ternyata banyak juga makanan yang terkumpul ... Oh ya, aku punya ide........
                                    (Berteriak) Bapak-bapak....ibu-ibu.... bagaimana kalau kita buat dapur umum. Bagi bapak dan ibu yang punya bahan makanan silahkan dikumpulkan saja, nanti kita masak dan makan bersama-sama. Setuju....?
32. Semua               :  Setujuuuuu....!
33. Agnes                :  Oh ya... sekalian kita bersihkan tempat ini ya.....?!

Musik : instrumen “Berbagai” . 
Satu persatu pemain beranjak dari tempatnya, sambil mengumpulkan / membersihkan panggung  “bekas gempa”  mereka kembali masuk ke dalam.

34. Narator            : Akhirnya seluruh warga mengumpulkan bahan makanan yang masih tersisa dari yang  mereka  punya. Mereka membuat dapur umum yang bertujuan menyuplai makanan sebelum datangnya bantuan dari luar.
ADEGAN 03
Musik + vocal :  “AYO BERBAGI”  (bait 1 dan refren)
Sambil berbaris dan menari (kayaknya perlu koreografi)  pemain kembali masuk dan mereka membawa dos berisi makanan (kalau bisa sungguhan). Setelah beberapa saat menari, kemudian mereka berhenti.

35. Agnes                :  Bagaimana teman-teman, apa seluruh warga sudah diberi semua?
36. Teman-teman   : (serempak) SUDAAA...H!
37. Teman 1            : Tapi ini masih sisa?
38. Teman 2            : Ini saya juga masih sisa banyak...!
39. Agnes                : Kalau begitu, bagaimana kalau kita bagi juga untuk warga lainnya. Setuju..?
40. Teman-teman   :  (serempak) SETUJUUUU...!

Musik + vocal :  “AYO BERBAGI”  (bait 2 dan refren) 
Pemain yang sudah ditunjuk  turun panggung membagikan makanan kepada penonton. Selesai membagi para pemain langsung balik lagi ke panggung dan ikut bernyanyi dan menari bersama yang  lainnya.
Pada saat beberapa pemain membagi makanan ke penonton Narator maju dan bicara:
41. Narator            : Demikianlah.... kita memang tidak akan bisa membuat mukjizat seperti Yesus yang mengubah 5 roti dan 2 ikan  menjadi banyak dan tak habis dimakan ribuan orang.
                                    Tapi kita masih bisa berbuat, menyalurkan berkat menjadi mukjizat dengan cara berani memulai berbagi.... sehingga yang lain pun tergerak untuk berbagi..... dan terus berbagi......hingga berkat  Tuhan pun terus mengalir tanpa henti........Inilah inti dari ... “MUKJIZAT BERBAGI”

Setelah narator selesai bicara lalu langsung bergabung dengan pemain lainnya. Lagu “AYO BERBAGI” dilanjutkan dengan lagu “PERGANDAAN ROTI”  (musik medley) sampai selesai.

Selesai diakhiri dengan selebrasi. (....narsis bareng.....)
Elang Kecillllll.....!!! Yes.......!
Elang Kecillllll.....!!! Yes.....Yes.......Yes.......!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar