ANOM si Manusia Kera
Session 1
Anom adalah seorang laki-laki yang
sedang belajar di sebuah SMA. Badannya yang relatif kecil dan tidak gagah
sering membuatnya minder khususnya jika harus berhadapan dengan Clara, seorang
cewek yang bersekolah
di tempat yang sama. Anom termasuh anak yang cerdas dan suka menolong, oleh karena itu dia mudah diterima dalam dalam
pergaulan dengan teman-teman. Namun begitu masih sering teman-teman lain
khususnya Toni dan anggota genknya menjadikan dia sebagai objek keisengan.
Di keluarga, Anom merupakan
anak tunggal. Dia hanya tinggal bersama ibunya karena ayahnya sudah lama
meninggal. Uang pensiun ayahnya yang tidak banyak sering membuat dia harus
hidup serba terbatas. Untuk menambah penghasilan keluarga, ibunya membuka butik
busana dan Anom sering membantu sepulang dari sekolahnya.
Suatu ketika, sekolah Anom
mengadakan studi wisata. Banyak tempat dikunjungi termasuk kunjungan ke seorang
tokoh seni yang terkemuka. Dalam kesempatan itu, tokoh seni yang dikunjungi
kebetulan merupakan seorang dalang yang ahli dalam pewayangan. Oleh karena
keahliannya, segala macam hal yang terkait dengan pewayangan baik tokoh, alur
cerita, atau segala macam hal terkait dengan pementasan dapat dijelaskan dengan
gamblang. Anak-anakpun banyak yang tertarik dan senang mendengarkan karena Ki
Dalang penyampaiannya yang kadang lucu dan menyenangkan. Untuk lebih mengenal
dunia pewayangan, Ki Dalang memperlihatkan kepada para murid koleksi wayang
yang dia punya. Dari wayang beber, sebagai cikal bakal dunia pakeliran wayang,
sampai bentuk wayang yang sudah banyak diimprovisasi karena tuntutan jaman.
Bahkan wayang yang tidak pernah ditampilkan dalam pakeliranpun diperlihatkan.
Wayang tersebut merupakan wayang yang punya daya magis luar biasa. Salah satu
koleksi wayang tersebut berwujud tokoh Hanoman. Manusia kera tangan kanan Prabu
Rama yang sakti mandraguna. Oleh karena kemagisannya, Ki Dalang tidak berani terlalu lama berada disekitar
wayang tersebut, khawatir bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkannya.
Ternyata tidak semua beranjak
meninggalkan tempat magis tersebut. Beberapa murid masih tertinggal dan masih
asyik mengamati beberapa tokoh wayang yang menarik perhatiannya termasuk
didalamnya adalah Toni dan kelompoknya serta Anom dan Clara. Entah karena tidah
tahu atau tidak percaya penjelasan Ki Dalang tadi, ada beberapa yang secara
iseng mengambil dan memainkan wayang sekenanya. Sampai pada suatu ketika sambil
menirukan suara tangan dalang yang memukul kotak wayang dengan bunyi khas
dog...dog...dog, secara iseng Toni memukulkan wayang Hanoman tadi di kepala Anom. Anom kaget dan mau
marah, tapi Toni dan kawan-kawannya justru tertawa dan meledeknya. Keadaan itu
baru berhenti ketika ada salah seorang cantrik/petugas masuk dan meminta wayang
tersebut dikembalikan.
Sepulang dari studi wisata, tidak
ada hal istimewa terjadi pada diri Anom. Hanya saja dia merasa agak pusing
kepala. Kondisi itupun dimaklumi karena mungkin masih kecapaian dan karena masih ada tanggungjawab pekerjaan
membantu ibunya, dia abaikan saja kondisinya.
Seminggu telah berlalu, namun
ternyata pusing tak sembuh juga, padahal
sudah minum obat sakit kepala. Bahkan kondisi semakin parah karena dia mulai
merasakan badan yang panas dingin dan kadang-kadang mau muntah. Agar tidak
terjadi hal yang lebih buruk, Anom pun dibawa ibunya ke dokter. Dari
analisanya, dia hanya dinyatakan flu biasa. Sampai dirumah, pada saat terlelap
tidur dia ditinggal ibunya menjaga butik. Anom terbangun dan merasakan kondisi
tubuh yang semakin parah. Namun ketika dia mau teriak memanggil ibunya,
suaranya justru nyaris hilang. Ada suatu keadaan dimana dia merasakan sakit
yang membuat tubuh menjadi kejang, kepala menggeleng-geleng dengan sangat cepat.
Sampai pada akhirnya dia tidak kuat merasakan, dia pingsan untuk sementara.
Ibunya tidak menyadari karena masih asyik dengan para pelanggannya.
Satu jam berlalu ketika ibunya masih
di butik, Anom mulai siuman. Hanya saja dia merasakan sesuatu yang berbeda
dalam tubuhnya. Kini dia merasa segar dan sehat, bahkan berdiri dan
loncat-loncat pun enak dilakukan. Pada saat itulah ibunya masuk dengan maksud
memberi obat, tapi justru terheran-heran. Anom pun kaget dan heran.
Session 2
Hari-hari berlalu dengan biasa.
Suasana sekolahan pun tidak ada yang istimewa. Memang kelas pak Jono yang biasanya tegang,
hari itu terasa banyak guyonnya. Kebetulan materi pelajaran hari itu adalah
tentang proses sejarah manusia. Menurut teori Darwin, manusia pada mulanya
berasal dari jenis primata yang menyerupai kera. Oleh karena pengaruh alam mereka
berevolusi dalam sekian juta tahun dan muncullah manusia yang seperti sekarang
ini. Anom tercenung sesaat ketika mendengar penjelasan tersebut. Dia diam
sesaat dan seolah ada suatu yang dipikirkannya, tapi kemudian dia gelengkan
kepalanya sendiri lalu larut dalam keceriaan teman-temannya.
Pada suatu malam, ketika sedang
belajar dikamar, Anom merasa gelisah. Dia merasa susah konsentrasi belajar.
Pikirannya selalu teringat pada butik milik ibunya yang berada di lantai bawah.
Semakin lama dia semakin gelisah. Akhirnya untuk membuang kegelisahannya, dia
beranjak hendak turun sekalian membuat kopi susu kesukaannya. Namun disaat mau
membuka lemari dapur, dia dikagetkan suara aneh dari arah lantai bawah.
Instingnya berjalan dan sambil mengendap-endap hati-hati dicobanya untuk
mengetahui suara apa yang didengarnya tadi. Ternyata ada dua orang tak diundang
sudah berada didalam butiknya. Tanpa dia sadari, dalam kegelapan dia masih bisa
memperhatikan gerak gerik dua orang tersebut. Ketika itu pula lantas dia berteriak,
Maling..! yang membuat dua orang tadi kaget dan berusaha lari. Entah karena
apa, tiba-tiba Anom memiliki
keberanian untuk menghadapi maling tersebut. Tanpa disadarinya dia ternyata bisa meloncat jauh dan sangat cepat untuk menangkap maling tadi. Ketika
sang maling berusaha menyerang dengan senjata pisau yang dia bawa, refleksnya
menghindar lebih cepat dan dia balas menyerang dengan gerakan menampar. Tanpa
diduga, serangannya tepat mengenai sasaran dan satu maling langsung pingsan.
Melihat temannya pingsan, maling yang satu berusaha lari menghindar, tapi hanya
dalam satu lompatan, Anom mampu menjangkau dan dengan satu tarikan bantingan,
maling tersebut terlempar dan terbanting pingsan. Oleh karena masih gelap, Anom
belum bisa melihat menyadari apa yang terjadi dengan dirinya. Hanya saja dia merasakan energi yang dahsyat
dalam dirinya.
Malam telah berlalu, kejadian tadi pun
telah diserahkan ke yang berwajib. Anom masih termenung, kenapa dia bisa
melakukan hal tadi. Memang kepada ibunya atau polisi yang menahan maling tadi,
dia katakan mampu memukul dari belakang saat kondisi gelap dan tidak ketahuan.
Tapi jujur ada hal yang belum dia mengerti, mengapa dia bisa kuat seperti tadi.
Hari-hari berikutnya, secara
sembunyi-sembunyi, Anom berusaha mencoba memecahkan teka-teki dirinya secara
mandiri. Banyak hal dia lakukan agar kemampuan tersebut muncul lagi. Setelah
cukup lama dan melelahkan, akhirnya sedikit hal mulai dia ketahui. Misalnya,
kemampuan itu akan muncul seiring dengan perasaan atau motivasi yang kuat untuk
mencapai hal tertentu. Mulai saat itu, Anom berusaha melatih kemampuannya dan
sedikit demi sedikit memang ada hasilnya, bahkan kemampuan lain yang belum dia
temukan sebelumnya kini bisa dirasakan dan dibuktikan kehebatannya. Hanya saja,
ketika kemampuan itu meningkat, kini dia juga merasakan efek samping adanya
rasa gatal-gatal dalam tubuhnya. Memang tidak selalu terasa dan kulit pun tidak
ada bekasnya, tapi menjadikan kebiasaan untuk menggaruk seperti seekor kera.
Suatu hari, seluruh kota digegerkan
oleh adanya sekelompok orang jahat bertopeng yang merampok sebuah bank.
Kejar-kejaran terjadi antara perampok dengan polisi. Namun sepertinya kelompok
tersebut sangat profesional dan punya kemampuan untuk mengimbangi polisi yang
mengejarnya. Anom yang pada saat itu sedang asyik menjaga butik cukup kaget
ketika seseorang yang berlumuran darah masuk dan langsung menarik dan
mengancamnya. Diluar, seorang polisi yang memegang pistol terlihat menoleh
kesana-kemari mencari seseorang. Anom sadar, orang yang mengancamnya ternyata
adalah penjahat yang dicari-cari polisi. Anom memang terlihat tenang,
instingnya mulai jalan. Satu gerakan yang tak terduga, dengan begitu cepatnya
telah melumpuhkan penjahat yang mengancamnya. Setelah itu mendadak muncul
keinginan untuk membantu polisi menangkap para penjahat diluar. Namun dia agak
bingung, bagaimana agar jati dirinya tidak diketahui oleh umum. Tiba-tiba
matanya tertuju pada sebuah topeng monyet yang berada tak jauh darinya.
Dipakainya topeng tersebut dan secepat kilat dia melompat keluar mengejar para
penjahat yang cukup banyak jumlahnya.
Dengan kemampuan yang dimiliki, tak
begitu sulit baginya melumpuhkan hampir seluruh penjahat. Beberapa berhasil
melarikan diri, tapi uang hasil rampokan berhasil diselamatkan. Selesai
membantu polisi, Anom kembali ke butik miliknya. Dia pura-pura tidak tahu dan
tidak menceritakan kejadian ketika ibunya memarahi karena meninggalkan butik di
saat terjadi keributan.
Pagi harinya, ada berita yang cukup
menghebohkan ketika banyak koran menceritakan peristiwa perampokan yang
berhasil digagalkan oleh seseorang bertopeng monyet. Anom hanya tersenyum saja
membaca berita tersebut, lain dengan ibunya yang cukup tertarik dan menganggap
luar biasa. Kembali dia tersenyum ketika ibunya bertanya-tanya siapa pria
bertopeng monyet yang membantu polisi menangkap penjahat dengan begitu
mudahnya.
Session 3
Di suatu tempat yang rahasia,
selompok orang berkumpul dan membahas sesuatu dengan serius. Salah seorang
diantaranya bertubuh besar dengan jubah warna hitam dan bertopeng baja.
Ternyata pertemuan tersebut merupakan pertemuan para penjahat diseluruh kota.
Orang bertopeng baja tadi merupakan pimpinannya dan dikenal dengan julukan Mr.
Bondo. Dalam pertemuan tersebut, nampak dia marah besar karena kecewa dengan
anak buahnya yang gagal melakukan aksi perampokan terbesar di kota. Akhirnya Mr. Bondo pun bermaksud mengadakan
aksi perampokan lagi dengan sasaran sebuah toko emas terbesar dikota. Dalam
aksi tersebut dia akan turun tangan sendiri untuk memimpin.
Anom yang sendirian dikamar terlihat
sedang asyik menggambar sesuatu. Banyak kertas tersebar dikiri kanannya.
Ternyata dia sedang membuat desain suatu kostum. Sejak kejadian perampokan itu,
Anom memang sadar bahwa dia dianugerahi kemampuan yang sangat dahsyat bukan
untuk gagah-gagahan saja. Ada suatu misi bahwa kemampuan itu untuk menjunjung
kebenaran dan melawan kejahatan. Namun dia sadar bahwa identitasnya harus tetap
dirahasiakan bahkan kepada ibunya sendiri. Dia tidak ingin menjadi pahlawan yang
di elu-elukan orang. Dia ingin hidupnya bisa berjalan seperti apa adanya.
Dengan begitu akan lebih bebas baginya dalam bergaul dengan siapa saja.
Pada mulanya kostum yang dia buat
tak ada hubungan sama sekali dengan kera. Dengan gaya meyakinkan dia coba beberapa
kostum yang telah selesai dibuat. Tapi
maklum karena dia bukan perancang busana maka hasil rancangannya pun sangat
jauh dari sempurna. Bahkan ada beberapa yang sangat norak dan lucu jika
dipakainya. Akhirnya mau nggak mau dia harus menghubungi Roni, perancang busana
yang bekerja di butik ibunya. Roni orangnya lucu dan agak bencong namun dia
bisa dipercaya untuk menjaga rahasia.
Cukup kaget juga Roni mendengar
kisah Anom. Gembira campur tegang, tapi kadang-kadang sedih karena melihat Anom
harus membawa beban seberat itu. Namun begitu dia bersumpah bahwa rahasia itu
akan tetap disimpannya dan dia akan membantu Anom dengan kemampuan yang
dimilikinya. Roni berjanji, dalam waktu dekat dia sudah akan membawakan kostum
yang cocok untuk Anom.
Session 4
Akhir-akhir
ini suasana kota terlihat meriah karena akan adanya pesta pergantian tahun
baru. Semua sibuk menghias rumah dengan berbagai macam lampu. Beberapa hiasan
natal masih tergantung dan belum dilepas. Anom pun tak kalah sibuk menghias
wajah butiknya. Dia agak kaget ketika Clara dan beberapa teman kelasnya datang
mengunjungi butiknya. Ternyata Clara dan teman-temannya bermaksud mencari model
pakaian yang sesuai dengan tahun baru. Agak grogi ketika dia harus melayani
Clara dalam memilihkan model pakaiannya. Ketika dia bermaksud minta bantuan
karyawan cewek yang lain, ternyata Clara menolaknya. Dia lebih enak kalau Anom
yang mengantarkannya. Di sela-sela memilih pakaian, Clara bercerita bahwa dia
dan kawan-kawannya akan mengadakan acara tutup tahun berupa pesta topeng
dirumahnya. Dia mengajak Anom bila memang tidak punya acara untuk ikut datang
di pestanya. Anom pun berjanji akan datang karena dia memang tidak punya acara.
Setelah selesai membeli pakaian,
Clara dan teman-temannya pun pergi. Tak berapa lama Roni datang menghampiri
Anom dan menariknya berjalan ke dalam. Dengan agak bertanya-tanya Anom
mengikutinya. Setelah sampai di dalam baru diketahui bahwa Roni bermaksud
menunjukan kostum yang telah dijanjikannya. Anom terperanjat kaget ketika
kostum yang dibuat Roni berwujud mirip kera putih. Awalnya dia tidak setuju
tapi setelah dijelaskan baru dia memahami dan mau memakainya. Setelah dipakai,
kostum tadi memang sangat pas dan memunculkan suatu karakter yang berwibawa.
Bahkan bahan yang dipakainya pun ternyata sangat bagus dan kuat. Saat itu juga
Anom ingin mencoba bila dipakai di luar dengan gerakan-gerakan yang lebih liar.
Dengan satu gerakan dia udah terlihat berkelebat diluar. Karakter kostumnya
memang membuat karakter Anom semakin hebat. Gerakan-gerakan meloncat dan
bergelantungan serta sesekali mengeluarkan suara teriakan mirip kera terasa
sangat sesuai dengan kostum yang dikenakannya. Pada saat mencoba di luar
tersebut, dari kejauhan Anom melihat ada seorang pencopet beraksi merampas tas
seorang ibu yang sedang berbelanja. Dengan satu gerakan indah Anom seolah
terbang dan menagkap pencopet tadi lalu menyerahkan kembali tas hasil rampasan
tadi kepada ibu yang kehilangan. Setelah puas mencoba, Anom kembali ke kamar
dan hendak melepas kostumnya. Ternyata susah juga. Roni hanya tersenyum saja
karena dia tahu bahwa ada tehnik khusus untuk melepas kostum tersebut. Baru
setelah Anom menyerah, Roni membantu dan hanya dengan satu gerakan dia sudah
bisa melepasnya.
Peristiwa sederhana ketika membantu
menangkap pencopet tadi ternyata membuat berita heboh di surat kabar pagi.
Banyak orang kembali memperbincangkan keberadaan kera putih. Termasuk yang ikut
meperbincangkan adalah ibunya sendiri.
Session 5
Malam tahun baru telah tiba.
Terlihat satu dua orang telah hadir dalam pesta yang diselenggarakan dirumah
Clara. Memang jam baru menunjuk angka 8 malam. Berarti masih ada waktu cukup
lama untuk melewatkan akhir tahun.
Semakin malam satu demi satu pengunjung datang dan semakin ramailah
suasana pesta. Anom datang sekitar pukul 21.00 wib. Disambut dengan hangat oleh
Clara dia merasa agak kikuk dan bingung harus duduk dimana. Untung disitu ada
beberapa banyak kawan sekelasnya yang juga hadir sehingga dengan mudah dia
larut dalam pesta.
Detik-detik tahun baru telah tiba.
Semua sudah siap dengan terompetnya. Dan setelah menghitung mundur smpai pada
hitungan 3, 2, 1, terompet pun berbunyi semua memekakkan telinga. Pada saat itu
pula diangkasa terlihat kembang api yang indah. Diantara sorak, suara terompet
dan letusan kembang api, terdengar pula sebuah letusan cukup keras tak jauh
dari rumah Clara. Tapi semua tak mempedulikan karena mengira hanya letusan petasan yang agak besar ukurannya.
Ternyata letusan tersebut adalah
letusan peledak yang berasal dari toko emas yang letaknya tidak jauh dari
tempat pesta. Pelakunya adalah Mr. Bondo dan anak buahnya. Dia melakukan itu
untuk membuka pintu besi yang merupakan pintu menuju ruang simpan emas. Dengan
meledakkan pas pada detik-detik tahun baru, diharapkan tidak ada orang yang
curiga. Setelah terbuka, Mr. Bondo dan anak buahnya segera beraksi mengambil
semua simpanan emas yang ada.
Insting Anom mengatakan ada hal yang
tidak beres dengan suara ledakan tadi. Oleh karenanya dia cepat-cepat
menyelinap keluar dari pesta tersebut dan bermaksud menyelidiki apa yang sedang
terjadi diluar sana. Tak berapa lama, terlihatlah bayangan putih berkelebat
diangkasa. Bayangan tersebut adalah bayangan Anom yang sudah berganti kostum kebesarannya.
Di lokasi ledakan Anom melihat ada
sekelompok orang yang sedang terburu-buru memasukkan sesuatu ke dalam mobil
box. Dilihatnya pula beberapa orang terikat kuat disamping pintu. Dia yakin
orang-orang tersebut bukan orang baik-baik dan bermaksud merampok sesuatu. Agar
perampokan itu gagal, Anom bermaksud menggertak dengan mendatanginya. Dia belum
tahu siapa yang sekarang dihadapinya.
Mr. Bondo penjahat terkuat yang belum ada tandingannya. Mengetahui ada
seseorang datang, anak buah Mr. Bondo langsung menyerang dengan bertubi-tubi.
Untung reflek menghindar dan mempertahankan diri Anom sudah terlatih semakin
baik, sehingga tak satupun yang berhasil menyentuhnya. Bahkan selanjutnya Anom
mampu membuat anak buah Mr. Bondo bergelimpangan tak berdaya. Melihat kondisi
tersebut, Mr Bondo langsung menyerang Anom dengan tiba-tiba. Satu pukulan Mr.
Bondo mampu mengenai dada Anom membuat tubuhnya terlempar cukup jauh sampai
berhenti karena membentur tembok bata.
Kini Anom sadar siapa yang sedang
dihadapinya. Setelah bangkit berdiri dia kemudian meloncat balik menyerang Mr.
Bondo. Terjadilah pertarungan cukup sengit antara Anom melawan Mr. Bondo.
Setelah cukup lama mereka bertarung dan belum ada yang memenangkan, akhirnya
Mr. Bondo tidak mau melanjutkan dan dengan sekali loncatan kebelakang dia pergi
meninggalkan Anom sendirian. Setelah dari jauh dia mendengar suara sirene
polisi, saat itu pula dia meloncat tinggi menghilang diangkasa. Tak berapa lama
kemudia dia sudah terlihat membaur dengan teman-temannya menghabiskan malam
tahun baru dengan pesta di rumah Clara.
Session 6
Kembali surat kabar disuruh kota
gempar karena munculnya pahlawan baru yang mampu melawan Mr. Bondo dan
kelompoknya. Wajah orang yang terikat kuat dan ternyata merupakan petugas
keamanan muncul di media memberi kesaksian akan hebatnya seseorang yang berwajah mirip kera
meyelamatkannya dari Mr. Bondo.
Di sekolah Anom pun tak luput dari perbincangan mengenai manusia kera yang
gagah berani menumpas kejahatan. Anom tetap diam dan tak bereaksi apapun
menanggapi tingkah polah Toni dan kawan-kawannya yang berlagak seperti pahlawan
kera di surat kabar. Seolah tidak tertarik, ditinggalkannya mereka dan
bermaksud masuk perpustakaan. Ternyata disitu ada Clara yang sedang asyik
membaca. Dengan ragu-ragu dia duduk di depannya yang di batasi meja untuk membaca.
Clara tahu, namun ketika dia menanggapi berita tentang manusia kera tadi, Anom
jadi merasa kurang enak badan. Ditinggalkannya Clara yang jadi bertanya-tanya,
ada apa dengan Anom.
Di suatu tempat rahasia, kembali Mr.
Bondo melakukan pertemuan dengan anak buahnya. Dia ingin tahu siapa sebenarnya
manusia bertopeng kera yang menggagalkan usaha perampokannya. Untuk memancing
kehadiran manusia bertopeng kera tadi, dia bermaksud melakukan keonaran
terang-terangan disiang hari. Disiapkannya semua peralatan yang bisa membantu
menaklukan. Satu persatu semua senjata andalan dikeluarkan dan dicoba apakah
masih bisa dipergunakan. Dendam yang membara
membuatnya semakin bernafsu menaklukan.
Session 7
Suatu hari Anom diminta Clara untuk
datang ke rumahnya karena ibunya bermaksud memesan busana untuk keperluan acara
relasinya. Anom menyanggupi karena memang servis yang dilakukan butiknya adalah
siap datang ke pelanggan. Diajaknya Roni yang menjadi desainernya biar bisa
langsung mengukur badan ibunya Clara. Ketika berada dihalaman, Anom
bertanya-tanya bekerja sebagai apa sebenarnya orangtua Clara sampai punya
kekayaan seperti ini.
Kedatangan Anom dan Roni disambut
Clara yang memang telah menunggu. Sesaat ibunya keluar bersama ayahnya. Baru
kali ini Roni bertemu dengan ayah Clara. Selama ini yang sering dia lihat hanya
ibunya, sedang ayahnya tak pernah kelihatan selalu sibuk dengan bisnisnya.
Tidak lama mereka berbincang-bincang, lalu Anom pamit pulang. Satu kesan yang diperoleh Anom tentang ayah
Clara adalah orangnya kalem, penuh wibawa.
Dalam perjalanan pulang, Anom
melihat kebakaran sebuah gedung berlantai dua. Oleh karena jalan cukup padat,
terlihat mobil pemadam berjalan agak tersendat-sendat. Anom sadar jika hanya
menggantungkan pemadaman dari mobil pemadam kebakaran, maka korban akan semakin
banyak. Saat itu pula dia langsung berkelebat dengan kostum kera menuju tempat
kebakaran. Dalam sekali loncatan dia seolah terbang dan dengan begitu ringannya
bergelantungan gedung tinggi menghindari kemacetan. Sampai dilokasi, Anom
langsung menerobos masuk diantara api yang berkobar. Seolah tak dirasakannya
panas api dia menuju sebuah ruang yang
agak besar. Ternyata disitu ada beberapa orang yang terjebak tak bisa keluar.
Dengan satu kekuatan ditiupnya salah satu bagian api yang berkobar mendekat
orang-orang. Setelah itu dengan satu pukulan di gempurnya tembok di belakang
orang-orang tersebut untuk memperoleh jalan. Setelah berlobang, satu persatu
orang diantarkannya turun dan menjauh dari gedung yang terbakar. Agar api yang
berkobar tidak menjalar ke samping bangunan lain, Anom menambah kekuatan dan
dengan satu hembusan napas, keluarlah angin besar yang begitu dingin dari
mulutnya dan mematikan api yang berkobar. Setelah api padam, bersoraklah banyak
orang karena keberhasilannya memadamkan kebakaran. Dari jauh terlihat beberapa
orang yang tadi diselamatkan berlarian menuju Anom untuk mengucapkan
terimakasih. Anom tahu itu tapi dia hanya melambaikan tangan lalu meloncat
tinggi dan hilang dibalik gedung yang tinggi menjulang.
Ketika malam hari Anom menyalakan
TV, terlihat suatu berita yang menyiarkan kehebatan manusia bertopeng kera
dalam menyelamatkan korban kebakaran. Ternyata dalam kebakaran tersebut ada
wartawan yang meliput dengan kamera. Sangat jelas ketika shoot di zoom ke
wajah. Untung, topeng yang dikenakan Anom sangat rapi dan bisa menutupi wajah
aslinya. Dalam kesempatan tersebut
banyak orang mengucapkan terimakasih dan menjuluki Anom sebagai MONKEY MAN si
Pendekar Kemanusiaan.
Session 8
Hari masih belum cukup siang ketika
istirahat pertama dilakukan. Seperti biasa kebanyakan siswa menghabiskan waktu
istirahat dengan bersenda gurau diluar.
Pada saat itu, Toni dan kawan-kawan bermaksud iseng mengerjai Anom. Namun
karena sekarang Anom bukan seperti dulu, insting menghindarnya sangat efektif
dan bahkan membuat Toni sendiri yang terkena sasaran.
Bel tanda masuk telah berbunyi. Anom pun
kembali masuk untuk mengikuti pelajaran matematika. Namun belum lama proses
belajar dimulai, tiba-tiba diluar terdengar suara dentuman dan orang-orang
berteriak ketakutan. Kelas pun bubar. Semua ingin tahu apa yang sedang terjadi
diluar. Anom melihat ada seseorang berjubah hitam dan bertopeng baja hitam pula
mengamuk dan merusak sebuah bangunan atau apa saja yang berada didekatnya.
Mobil-mobil pun bergelimpangan terkena sabetan gadha berujung bola dengan paku
paku besar yang keluar. Banyak polisi berusaha menghentikan bahkan sampai
dengan tembakan. Namun ternyata semua tidak mempan. Anom agak terkesiap ketika
mengetahui siapa orang yang mengamuk tersebut. Ternyata dia adalah Mr. Bondo si
Topeng Baja raja kejahatan. Saat itu pula Anom sudah tidak kelihatan,
menghilang entah kemana. Sesaat kemudia terlihat sosok Monkey Man meloncat di udara.
Dia bermaksud menghentikan ulah Mr. Bondo yang jelas membahayakan banyak orang.
Ditangkapnya mobil yang dilempar oleh Mr. Bondo sehingga selamatlah seorang tua
yang berdiri kebingungan. Untuk menghindari korban lebih banyak, dipancingnya
Mr. Bondo ke suatu tempat yang aman dan jauh dari banyaknya orang. Di tempat
tersebut terjadilah pertarungan hebat antara Anom si Monkey Man dengan Mr.
Bondo si Topeng Baja raja kejahatan.
Sebuah
pertarungan hebat yang cukup lama karena kekuatan keduanya cukup imbang. Mereka
saling memukul dan menjatuhkan. Saling beradu kekuatan. Dan pada saat yang
kritis karena hampir terbunuh, secara ajaib keluarlah ekor dari Monkey Man yang
juga berfungsi sebagai senjata pamungkas yang menyelamatkan. Ekor tersebut
mampu memberikan sabetan yang sangat dahsyat. Sabetan pertama mengenai topeng
wajah yang berbahan baja. Maka pecahlah topeng baja tersebut. Kini tesingkaplah
siapa wajah dibalik topeng yang menakutkan. Anom terhenyak kaget karena
ternyata wajah tersebut sangat dia kenal yaitu wajah ayahnya Clara. Lemparan
kedua yang dimaksudkan untuk melepaskan diri dari cengkeraman, ternyata mampu
melemparkan Mr. Bondo pada sebuah kotak listrik berkekuatan tinggi. Karena
kuatnya lemparan dan kuatnya tubuh Mr. Bondo, Kotak listrik tadi meledak dan
otomatis listrik yang konslet tadi membakar
tubuh Mr. Bondo dan menjadikannya terkapar dijalan.
Anom
masih terbaring kesakitan. Sebenarnya dia ingin menolong Mr. Bondo yang tidak
lain adalah ayah Clara sahabat baiknya. Keinginan itu tak kesampaian karena dia
sendiri harus segera pergi meninggalkan arena sebelum banyak orang datang.
Dengan satu lompatan lemah, dia tinggalkan Mr. Bondo. Sesaat dia menoleh pada
orang yang dia anggap sebagai orang baik tersebut, ada perasaan bersalah namun
semua harus terjadi. Yang salah harus mempertanggungjawabkan kesalahannya. Yang
benar harus ditegakkan.
Tak
berapa lama kemudian, Clara juga sampai disitu. Hampir tidak percaya dia bahwa
Mr. Bondo adalah ayahnya sendiri.
Session 9
Anom dan Clara terlihat sedang
bincang-bincang di tepi kolam. Clara terlihat sedih campur aduk dengan tidak
percaya bahwa ayah yang selama ini dia hormati adalah tokoh kejahatan terbesar
di kota. Anom pun tidak bisa berkata apa-apa. Ada satu hal yang membuat dia
semakin bersalah karena dia sendirilah yang membuat ayah Clara terbunuh. Disisi
lain dia tak mungkin membuka rahasia kepada Clara.
Dalam
pertemuan tersebut, Clara mengungkapkan perasaannya untuk mengetahui siapa
sebenarnya Monkey Man. Ada keinginan balas dendam tapi dia tidak punya
kemampuan apa-apa. Akhirnya dia hanya mengatakan bahwa dia sudah tidak simpati
lagi dengan siapa pun pembunuh ayahnya, termasuk si Monkey Man.
==Selesai.==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar