MUKJIZAT BERBAGI
Naskah: Danuwidi
PENTAS TABLO PIA “ELANG
KECIL”
WILAYAH ST. YOHANES –
BREKISAN – PAROKI MLATI
Inspirasi
Kitab Suci
Yesus memberi makan lima ribu orang. (Yoh.
6:1-15)
Kata
Kunci
MUKJIZAT & BERBAGI
Konteks isi cerita dalam kehidupan:
Berbagi adalah ajaran
Yesus bagi umat manusia. Dengan berbagi, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang
tidak egois, tidak serakah, dan senantiasa bersyukur pada Tuhan.
Bagaikan gelas yang
selalu dikosongkan, mukjizat akan selalu diberikan jika Tuhan melihat ada ‘sisi
kosong’ dalam hidup kita yang terjadi karena isinya dibagikan pada sesamanya.
Jika gelas terlihat ‘penuh’ maka seakan tiada tempat lagi untuk mukjizat
ditempatkan. Berbagi adalah salah satu cara untuk ‘mengosongkan’ diri kita untuk tempat
mukjizat yang kita nanti.
Kita tidak bisa membuat
mukjizat, tapi kita bisa berbuat sesuatu sehingga mukjizat itu bisa dirasakan
oleh mereka yang membutuhkannya. Berani memulai berbagi merupakan langkah benar
sebagai tindakan berbuat.
Sinopsis
Pak Joni penjual susu merasa tidak
suka dengan Pak Marto penjual tempe karena dia merasa tersaingi dalam
berjualan, hingga pada puncaknya mereka berkelahi karena rebutan tempat jualan.
Pada saat mereka berkelahi, tiba-tiba terjadi gempa yang meluluhlantakkan
tempat mereka jualan.
Banyak orang sedih karena gempa
telah menghancurkan harta benda yang mereka punya, termasuk disini adalah Pak
Joni dan Pak Marto serta seluruh pedagang di pasar. Mereka banyak kehilangan
dan persediaan makanan pun semakin menipis sedangkan bantuan belum datang. Pada
mulanya mereka enggan berbagi karena takut persediaan makannya habis dan tidak
ada lagi yang bisa mereka makan. Akibatnya, mereka hanya bisa memakan apa yang
mereka punya seadanya.
Agnes adalah anak Pak Joni. Dia
memiliki gagasan untuk memberikan sebagian makanan miliknya untuk membantu
warga korban bencana lainnya. Pada mulanya gagasan ini ditentang, namun
akhirnya pak Joni membolehkan. Ketika Agnes berbagi makanan, ternyata dia
mendapat sambutan yang baik. Pak Marto pun juga ikut berbagi, demikian warga
lainnya juga ikut berbagi hingga akhirnya banyak makanan yang terkumpul di
tangan Agnes dan bisa dibagikan ke yang lain lagi.
Selanjutnya Agnes mempunyai gagasan
membuat dapur umum untuk menyuplai makanan seluruh warga korban bencana dengan
bahan sumbangan dari para warga seadanya. Gagasan ini disambut baik dan
selanjutnya ternyata makanan yang mereka masak justru berlebihan dan bisa
dibagi ke warga lainnya.
bksn2012
MUKJIZAT BERBAGI
BKSN2012
Seting
panggung : Lingkungan pasar (seting
penempatan properti sebelum dimulai)
01. Narator : Romo
/ Suster / Bapak-Ibu / Teman-teman dan Saudara-saudari yang terkasih dalam
Tuhan.
Selamat
pagi ..... Berkah Dalem......
Dalam
kehidupan ini, egoisme yang tinggi sering membuat orang tidak mau berbagi.
Banyak hal dinikmati hanya untuk kesenangan diri sendiri. Bahkan kita sering
lupa diri bahwa berkat yang kita terima dari Tuhan harusnya kita bagi dan
jangan sampai berhenti. ....
Inilah sebuah kisah yang menggambarkan kekuatan
mukjizat bila kita mau berbagi.
Ditampilkan dalam sebuah tablo oleh PIA “ELANG KECIL” dari Wilayah St.
Yohanes Brekisan. .....MUKJIZAT BERBAGI......!
|
Adegan 1
Musik pembuka : lagu
“Dondong Opo Salak”
Dondong opo salak, dhuku cilik-cilik
Gendhong opo mundhak, ojo
thithik-thithik
Dondong opo salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong opo mbecak, mlaku
thimik-thimik
Adhi nderek ibu tindak menyang pasar
Ora pareng rewel ora pareng nakal
Mengko ibu mesthi mundhut oleh-oleh
Gedhang karo roti, Adhi diparingi
Suasana pasar yang ramai. Beberapa pedagang
menggelar lapak dagangannya. Kemudian satu persatu mereka membuka lapak/
menjajakan dagangan kepada calon pembeli. Terlihat beberapa (figuran) pembeli
berjalan dan beli sesuatu. Figuran mengisi
kekosongan dengan aktivitas layaknya di pasar.
Musik berhenti setelah Pak Marto masuk dan
duduk menjajakan di sebelah kiri.
|
Musik : lagu “Susu Murni”
(kode : klakson sepeda pak Joni)
Pak Joni masuk membawa
dagangan susunya... dan berhenti di sebelah kanan.
02. Pak Joni : Selamat
siang bapak –ibu saudara....., selamat bertemu lagi dengan saya... Joni,
penjual susu nomor satu sa’ Mlati.....
Ok. Anda ingin sehat? Minum
saja susu asli berkualitas tinggi. Ayo silahkan pilih.....silahkan beli......
Mau pilih yang mana?.....mau pilih susu...
03.
Pak Marto : Yang
gedhe ada..... yang kecil juga ada..... monggo-monggo... lihat dulu
boleh, ngicipi juga boleh. Ini adalah tempe buatan saya. Tempe Pak Marto namanya.......
Rasanya uenak....
gurih.... dan mak nyuss.
Ooo..ya...
ini ada tempe rasa baru yaitu tempe
rasa........
04. Pak Joni : Susu kuda liar.....ya....susu ini
didatangkan langsung dari Sumbawa. Susu ini bisa mengobati macam-macam
penyakit.
(jeda untuk mengambil susu yang lain...)
Nah kalau
susu yang ini paling cocok diminum anak-anak, biar gemuk kayak saya ini
lho...... (sambil memamerkan badannya
yang gemuk).
Oh ya
...susu saya ini macam-macam rasanya lho...ada rasa coklat, ada pula rasa...
05. Pak Marto : Bacem.....! ueeenak lho..! Ini tempe
bacem kualitas tinggi. Rasanya.....
top markotop.....!
(jeda untuk mengambil tempe yang lain...)
Nha...., yang
tidak suka tempe bacem, ini ada tempe keripik yang gurih dan renyah. Ada pula
tempe gembus yang dibuat dari.......
06. Pak Joni : Susu sapi pilihan..... itulah bahan
dasar susu ini. Jadi jangan ragu lagi, silahkan beli.....susu cap...
07.
Pak Marto : Tempe
benguk....., pokoke beli tempe ini, bonus lombok 5 biji.
Pak Joni marah (menyingsingkan lengan baju) lalu
mendatangi pak Marto.
08. Pak Joni : Hey....kamu ini ganggu jualan saya.... Mosok susu kok rasa bacem..... sudah.... kamu pindah sana.
Disini tempatku jualan....
09. Pak Marto : Tidak
bisa..! kamu yang ganggu saya.... mosok tempe kok dibuat dari susu sapi.....
Sudah... ini tempat saya... kamu yang pindah....!
Akhirnya mereka
berkelahi (dorong-dorongan) dan baru berhenti pada saat dilerai/dipisah
pedagang lainnya.
|
10. Pedagang 1 : (dengan gaya jagoan) Stop....berhenti.....
kok pada berkelahi
sih ?..... (lalu balik badan)
Ayo lanjutkan.....!
Pak Joni dan Pak Marto akan berkelahi lagi,
tiba-tiba ada pedagang lain yang menengahinya....
11. Pedagang 2 : Ee...
e.......e......... berhenti...! Jangan
berkelahi..... !
(Marah pada pedagang 1) Kamu ini
gimana to? Orang berkelahi kok disuruh lanjutkan.....!
(Marah
pada pak Joni dan pak Marto)
Kalian ini juga kurang
kerjaan, harusnya kalian ini tahu kalau berkelahi itu tidak baik, kalau tidak
percaya ayo kita tanya pada mereka ....... (maksudnya
penonton)
Bapak...ibu....berkelahi
itu baik apa tidak ?
(kalau
jawaban kurang keras bisa diulang pertanyaannya)
Nah,
betulkan? Berkelahi itu tidak baik......itu menjauhkan rejeki namanya.....
Tiba tiba ada suara bergemuruh (suara perkusi-musik)
Sbentar
... sbentar.....apa ini.....? Hah?!....GEMPA......GEMPA.....GEMPA....!
Musik
semakin menegang, suasana gaduh dan panik, para padagang berlarian
kesana-kemari (improvisasi kepanikan suasana gempa) lalu satu persatu para
pemain masuk kedalam......
|
ADEGAN 2.
Musik
/lagu : “Untuk Kita Renungkan” (Ebiet G Ade)
Suasana
pasca gempa. Setting tempat masih berantakan.
Satu
per satu pemain keluar dengan kostum/make up korban bencana. Dramatisasi keadaan dengan
suasana orang-orang yang kesakitan,
jalan sempoyongan, dll.
Setting:
Keluarga
Pak Joni (Pak & Bu Joni dan Agnes anaknya) di panggung kanan,
Keluarga
Pak Marto (Pak & Bu Marto dan seorang anak kecil) dipanggung kiri.
Figuran
menyesuaikan komposisi / blocking panggung.
|
12. Narator : Gempa
telah meluluhlantakan semua harta. Banyak penduduk belum bisa makan karena
bantuan belum datang. Mereka yang punya persediaan makanan tidak mau berbagi
dengan yang lainnya. Mereka takut, kalau makanannya dibagi, maka nanti tidak
ada lagi makanan yang bisa mereka makan.
Dialog keluarga pak
Joni:
13. Pak Joni : (Nelangsa) Nasib..nasib....! karena gempa, hancur sudah semuanya..... Mau makan
saja susah, nunggu bantuan...eee ... kok
belum ada yang datang?
14. Bu Joni : Pakne...pakne...., sudah keadaan sulit begini....kok bisanya
grenengan saja.....
15. Pak Joni : Lalu
kalau gak boleh grenengan, maksudmu aku harus bilang .....”WOW” gitu?
16. Bu Joni : Ya ndak begitu to pak...... Kita ini harusnya bersyukur, lihat....dagangan
susu kita masih bisa diselamatkan.
17. Agnes : Pak, bagaimana kalau susu dan roti ini kita berikan pada keluarga
pak Marto dan keluarga yang lain, kasihan dia.....seluruh rumahnya hancur
berantakan dan sampai sekarang belum ada yang memberi bantuan makanan.
18. Pak Joni : (Kaget dan marah) Maksudmu si Marto
Tempe itu? Gak bisa......! dia itu kan pesaingku kalau jualan di pasar. Lagian
kalau persediaan habis, nanti mau makan apa kita?
19. Bu Joni : Wah...pakne...pakne, sama-sama kena musibah kok masih dendam
saja. Mbok sudah jenengan itu baikan saja sama Pak Marto. Lagi pula benar
kata Agnes anak kita, pak. Mereka kan lebih menderita dari pada kita.
Harusnya kita bisa membantu mereka!.
20. Pak Joni : (jalan mondar-mandir sambil pikir-pikir)
Ok...setelah
aku pikir-pikir, kayaknya benar juga kata kalian. Kalau begitu mari kita
kumpulkan makanan yang masih layak untuk kita bagikan pada mereka yang
membutuhkan...!
Selanjutnya Pak Joni, Bu Joni dan Agnes
menyiapkan bahan makanan yang akan diberikan ke pak Marto dan yang lain.
Dialog keluarga pak
Marto:
21. Pak Marto : Ahhh.....Gek
kapan bantuan datang....?!. Beras sudah habis, mau beli gak ada yang jual. Jadi terpaksalah.... dari kemarin makan
tempe terus...... sampai badanku jadi kurus hitam kayak gini .!
22. Bu Marto : Pak,
anak kita susunya habis. Dia tidak mau minum kalau tidak pakai susu.
23.
Pak Marto : Bu...bu...., habis gempa kayak gini siapa
yang jual susu? Mbok mikir gitu lho!
Tiba-tiba Agnes dan
Bpk/Ibu Joni datang membawa beberapa susu/makanan.
24. Agnes : Pak Marto, ini ada susu dan sedikit roti untuk keluarga bapak,
mudah-mudahan berguna bagi keluarga bapak, khususnya anak bapak yang masih
kecil ini....!
25.
Pak Marto : Trimakasih ya nak. (lalu memalingkan wajah ke
Bu Marto)
Bune....sini
sebentar..., ini benar-benar mukjizat to bu?
26.Bu Marto : Benar
pak, ini mukjizat...! (lalu menyerahkan
bungkusan pada Agnes) Oh ya nak...ini
ada sedikit makanan juga dari kami. Mudah-mudahan juga bisa berguna untuk
yang lain.
27. Agnes : Wow.....Terimakasih kembali. Sekalian saya pamit untuk membagi ke
yang lain ya Pak - Bu?
28. Pak Joni : (mendatangi
pak Marto) Sekalian juga saya minta maaf atas kesalahan saya kemarin ya.....
29. Pak Marto : Ya...sama-sama....saya
juga minta maaf......
Akhirnya
Pak Joni dan Pak Marto saling bersalaman dan memaafkan.
Musik : Instrumen
“Berbagi”
Agnes
kemudian membagi-bagikan untuk yang lain. Sama seperti pak Marto, yang lain
pun juga ikut memberikan sebagian makanan miliknya kepada Agnes.
|
Saat Agnes berkeliling (gak usah buru-buru),
Narator bicara:
30. Narator : Demikianlah,
karena Agnes mau memulai berbagi, yang lain pun juga ikut berbagi. Hingga
akhirnya justru banyak makanan yang menumpuk di tangan Agnes.
Musik
pelan untuk melatarbelakangi Agnes berbicara.
31.
Agnes : (bergumam)
Ternyata banyak juga makanan yang terkumpul ... Oh ya, aku punya ide........
(Berteriak)
Bapak-bapak....ibu-ibu.... bagaimana kalau kita buat dapur umum. Bagi bapak
dan ibu yang punya bahan makanan silahkan dikumpulkan saja, nanti kita masak
dan makan bersama-sama. Setuju....?
32.
Semua : Setujuuuuu....!
33.
Agnes : Oh ya... sekalian kita bersihkan tempat ini
ya.....?!
Musik : instrumen “Berbagai” .
Satu persatu pemain beranjak dari tempatnya,
sambil mengumpulkan / membersihkan panggung “bekas gempa” mereka kembali masuk ke dalam.
|
34. Narator : Akhirnya
seluruh warga mengumpulkan bahan makanan yang masih tersisa dari yang mereka
punya. Mereka membuat dapur umum yang bertujuan menyuplai makanan
sebelum datangnya bantuan dari luar.
ADEGAN 03
Musik + vocal :
“AYO BERBAGI” (bait 1 dan
refren)
Sambil berbaris dan menari (kayaknya perlu
koreografi) pemain kembali masuk dan
mereka membawa dos berisi makanan (kalau bisa sungguhan). Setelah beberapa
saat menari, kemudian mereka berhenti.
35. Agnes : Bagaimana teman-teman, apa seluruh warga sudah diberi semua?
36. Teman-teman : (serempak)
SUDAAA...H!
37. Teman 1 : Tapi
ini masih sisa?
38. Teman 2 : Ini
saya juga masih sisa banyak...!
39. Agnes : Kalau begitu, bagaimana kalau kita bagi juga untuk warga lainnya.
Setuju..?
40.
Teman-teman : (serempak) SETUJUUUU...!
Musik
+ vocal : “AYO BERBAGI” (bait 2 dan refren)
Pemain
yang sudah ditunjuk turun panggung
membagikan makanan kepada penonton. Selesai membagi para pemain langsung
balik lagi ke panggung dan ikut bernyanyi dan menari bersama yang lainnya.
Pada saat beberapa pemain membagi makanan ke
penonton Narator maju dan bicara:
|
41. Narator : Demikianlah.... kita memang tidak akan bisa
membuat mukjizat seperti Yesus yang mengubah 5 roti dan 2 ikan menjadi banyak dan tak habis dimakan ribuan
orang.
Tapi
kita masih bisa berbuat, menyalurkan berkat menjadi mukjizat dengan cara
berani memulai berbagi.... sehingga yang lain pun tergerak untuk berbagi.....
dan terus berbagi......hingga berkat
Tuhan pun terus mengalir tanpa henti........Inilah inti dari ... “MUKJIZAT
BERBAGI”
Setelah narator selesai bicara lalu langsung
bergabung dengan pemain lainnya. Lagu “AYO BERBAGI” dilanjutkan dengan lagu
“PERGANDAAN ROTI” (musik medley)
sampai selesai.
|
Selesai
diakhiri dengan selebrasi. (....narsis bareng.....)
Elang Kecillllll.....!!!
Yes.......!
Elang
Kecillllll.....!!! Yes.....Yes.......Yes.......!
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar